Sukses

Catat, 5 Hal Ini Perlu Diperhatikan Sebelum Makan di Restoran pada Tempat Terbuka

Banyak yang mencari restoran di tempat terbuka dan tidak ramai untuk mencegah penularan COVID-19, seberapa aman makan di luar?

Liputan6.com, Jakarta Selama pandemi, kita dianjurkan untuk berdiam diri di rumah. Namun, bagi orang yang perlu membeli makanan di luar atau ingin mencari tempat yang "relatif aman" untuk bekerja, banyak yang memilih restoran di tempat terbuka dan tidak ramai untuk mencegah penularan COVID-19.

Ilmuwan Johns Hopkins University Center for Health Security, Dr. Amesh Adalja, mengatakan soal pemahaman makan di restoran yang perlu diketahui. Seperti misalnya menghindari restoran yang memiliki ruangan tertutup yang membuat Anda berisiko terinfeksi COVID-19 .

"Masalahnya, berada di dalam ruangan yang tidak memiliki aliran udara alami meningkatkan risiko penularan," katanya.

Begitupun menurut pemimpin tim perumahan untuk Epidemic Task Force di ASHRAE (The American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engineers), Max Sherman, PhD, makan di tempat tertutup seperti itu, membuat Anda masih berada dekat dengan orang lain, menghirup udara yang sama atau tidak memakai masker (karena harus makan).

"COVID-19 menyebar terutama melalui droplet pernapasan saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara dalam jarak satu meter dari orang lain," ujarnya.

Ditambah, jika virus menyebar ke udara, sebagaimana menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), virusnya dapat mencapai jarak lebih dari semeter dan berkeliaran di udara selama beberapa menit hingga berjam-jam.

Untuk menurunkan risiko Anda tertular COVID-19 di saat Anda harus membeli makanan di luar rumah, Anda bisa mencatat beberapa hal berikut ini:

1. Pilih tempat terbuka

"Semakin terbuka tempatnya, semakin aman," kata Dr. Adalja. Sebab ketika ada banyak udara segar yang bersirkulasi, kontaminan seperti virus cenderung menyebar atau menipis. Sehingga kemungkinan infeksi lebih rendah.

Sehingga ketika Anda memiliki pilihan tempat bertenda dengan atap dan empat dinding atau ruang luas dengan hanya satu atau dua dinding untuk memblokir angin maka pilih opsi kedua (lebih baik lagi jika tempatnya benar-benar terbuka dan luas). Dan yang pasti, "antar meja harus berjarak lebih dari semeter, karena jarak sosial masih penting untuk pencegahan penularan, bahkan di luar ruangan," kata Dr. Adalja.

 

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

2. Tenda perorangan juga ideal

Ketika pilihan di ruang terbuka terbatas, tenda perorangan yang hanya menampung satu kelompok pelanggan restoran juga bisa menjadi pilihan Anda.

"Isolasi ini secara drastis mengurangi kemungkinan infeksi dari pihak pengunjung lain dan merupakan kemajuan besar dibandingkan makan dalam ruangan standar," kata Sherman.

Tetapi keuntungan ini berlaku terutama jika Anda makan dengan orang yang tinggal bersama Anda, ketika hanya ada satu keluarga per tenda. Karena risikonya sedikit berbeda dibandingkan jika Anda makan di rumah, kata Sherman.

Sebaliknya, jika jumlah pelanggan dalam satu tenda ada lebih dari satu yang antar individu bukan berasal dari satu rumah tangga, risiko Anda tertular sama besarnya sebagaimana makan di dalam ruangan, kata Dr. Adalja. Sherman juga menyetujuinya karena di dalam tenda dengan kasus demikian akan sulit untuk mencapai jarak sosial.

Untungnya, berbagai protokol keselamatan, seperti memakai masker dan sering mencuci tangan, dapat digunakan untuk meminimalkan penyebaran antara staf dan pelanggan, tambah Sherman.

3. Pilih Tenda berventilasi baik

Meskipun ventilasi yang baik saja tidak cukup untuk menghentikan penyebaran COVID-19, menurut Badan Perlindungan Lingkungan (EPA), setidaknya ini dapat membantu menurunkan tingkat penularan.

Meskipun hembusan angin alami dapat membuat Anda menggigil, namun hembusan angin yang terasa oleh Anda menunjukkan bahwa tenda memiliki sirkulasi udara segar. "Hal-hal seperti tenda cenderung cukup bocor (memiliki beberapa celah) dan dengan demikian mungkin mendapatkan ventilasi yang cukup tanpa sistem ventilasi yang jelas," kata Sherman.

Namun, itu mungkin tidak cukup untuk perlindungan COVID, terutama jika ruangan itu penuh dengan pengunjung. Untuk membuat ruang lebih aman, restoran harus memasang semacam ventilasi mekanis. "Sistem yang sangat baik adalah 'menggembungkan' tenda balon dengan udara luar yang dipanaskan dan disaring," kata Sherman.

Tetapi bahkan kipas angin portabel yang tidak memiliki kemampuan penyaringan, masih berguna untuk meningkatkan aliran udara, tambah Sherman. "Sistem ventilasi seperti itu akan terlihat (dan kemungkinan bisa didengar) dengan udara masuk melalui saluran ke dalam tenda dari suatu tempat."

Namun, Dr. Adalja menekankan, meskipun ruang tertutup ini dapat memiliki lebih banyak sirkulasi udara daripada pengaturan dalam ruangan, perlu diingat bahwa risiko COVID Anda tidak serendah makan di udara terbuka.

 

3 dari 4 halaman

4. Cari sistem filtrasi udara

Kalau sistem ventilasi mekanis seperti kipas angin sudah jelas membantu sirkulasi udara, namun kurang jelas apakah udaranya tersaring untuk COVID-19, kata Sherman. Untuk ini, tanyakan kepada staf restoran apakah mereka menggunakan sistem penyaringan udara seperti pembersih udara portabel.

Dengan mengkombinasikan langkah-langkah keamanan seperti jaga jarak, pemakaian masker dan menjaga kebersihan tangan, pembersih udara juga dapat membantu mengurangi risiko penularan dengan menurunkan jumlah kontaminan di udara, termasuk virus seperti COVID-19, di lingkungan tertutup, sesuai EPA.

5. Pastikan restoran mendisinfeksi tempat sebelum digunakan kembali

Sherman menekankkan agar tempat Anda makan harus selalu dibersihkan. Menurutnya, akan lebih cepat melakukannya dengan sinar UV, atau menggunakan genarator hidrogen peroksida atau berbagai mekanisme disinfeksi serupa. Jika Anda tidak yakin tentang prosedur disinfeksi restoran yang ingin Anda kunjungi, Anda bisa menelepon dan menanyakan hal tersebut sebelum makan disana.

4 dari 4 halaman

Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19