Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah diberitahu oleh Jepang mengenai temuan varian baru virus corona. Mereka pun meminta agar semua pihak tetap mencegah diri tertular COVID-19 dan mencegah mutasi virus.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa semakin banyak virus corona yang menyebar, maka akan semakin tinggi kemungkinan perubahan baru pada mereka.
Baca Juga
Dalam konferensi persnya pada Senin (11/1/2021) waktu Jenewa, Swiss, Tedros mengatakan ada beberapa varian virus SARS-CoV-2 yang kemungkinan memiliki tingkat penularan lebih tinggi.
Advertisement
"Hal ini dapat mendorong lonjakan kasus dan rawat inap, yang sangat bermasalah bagi petugas kesehatan dan rumah sakit yang sudah hampir mencapai titik puncak," kata Tedros.
Tedros melanjutkan, hal itu juga bisa berdampak langsung pada layanan kesehatan penting lainnya.
Tedros mengatakan bahwa untuk saat ini, varian baru virus corona yang dilaporkan tampaknya tidak menunjukkan tingkat keparahan penyakit.
Ia pun berharap dengan perawatan baru yang tengah dikembangkan, akan lebih banyak nyawa yang selamat dari kasus serius akibat COVID-19.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Â
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Virus Tidak Muak dengan Kita
Dia pun menegaskan bahwa masyarakat harus tetap mengikuti protokol kesehatan dasar dengan lebih ketat daripada sebelumnya.
Tedros meminta agar masyarakat tetap melakukan jaga jarak dengan orang lain, menjaga ventilasi ruangan dengan baik, mengenakan masker, menjaga kebersihan tangan, serta menghindari batuk agar tidak terkena orang lain.
"Anda mungkin sudah kenyang mendengarnya tetapi virus tidak muak dengan kita," kata Tedros.
"Membatasi transmisi berarti membatasi kemungkinan varian baru yang berbahaya untuk berkembang," pungkasnya.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Jepang melaporkan temuan varian baru virus corona COVID-19, yang ditemukan dari empat pelaku perjalanan dari Brasil.
Strain baru yang dilaporkan Jepang berbeda dari varian baru virus corona yang pertama kali diidentifikasi di Inggris dan Afrika Selatan.
"Untuk saat ini, belum ada bukti menunjukkan varian baru yang ditemukan pada mereka yang berasal dari Brasil memiliki tingkat penularan yang tinggi," kata Takaji Wakita, kepala National Institute of Infectious Diseases.
Kemenkes Jepang telah melaporkan kepada Kemenkes Brasil bahwa varian baru tersebut memiliki 12 mutasi, di mana salah satunya juga ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan. Hal ini menyiratkan potensi penularan virus yang lebih tinggi.
Advertisement