Profil Abdul Muthalib, Dokter yang Suntik Vaksin COVID-19 ke Jokowi

Profesor Abdul Muthalib dipercaya sebagai dokter yang menyuntikkan vaksin COVID-19 Sinovac ke lengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Foto: Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Profesor Abdul Muthalib dipercaya sebagai dokter yang menyuntikkan vaksin Sinovac ke lengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan pada Rabu pagi, 13 Januari 2020.

Prof Abdul, begitu panggilannya, sempat gemetar di awal saat hendak menyuntikkan vaksin COVID-19 untuk pertama kali ke lengan sebelah kiri Jokowi. Selanjutnya berjalan lancar.

Hasil Liga Inggris Manchester City vs Tottenham Hotspur: Dibantai 0-4, Rekor Kekalahan The Citizens Makin Panjang
Trik Cepat Merebus Kacang Hijau hingga Empuk, Bisa Hemat Waktu dan Gas
Jadwal dan Tahapan Pilkada 2024, Ada Hal Unik Ini di Yogyakarta

"Pertama saya agak gemetar, selanjutnya baik dan lancar," kata Prof Abdul dalam wawancara usai memvaksin Jokowi dikutip dari siaran langsung Vaksinasi COVID-19 Perdana di Kanal Youtube Sekretariat Presiden.

Kepada Prof Abdul, Jokowi juga mengatakan tidak merasakan sakit sama sekali. Sampai masuk ke dalam, orang nomor satu di Indonesia itu tidak merasakan sakit di bekas suntikan.

"Bahkan, tidak ada pendarahan sama sekali di bekas suntikannya," Prof Abdul menambahkan.

Prof Abdul merupakan Dokter Kepresidenan Republik Indonesia yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Tim Dokter Kepresidenan.

"Beliau adalah seorang ahli penyakit dalam yang juga guru besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia," kata Ketua Tim Dokter Kepresidenan, Dokter Budi Sulistya, saat diwawancarai Jubir Satgas COVID-19 Reisa Brotoasmoro.

Saksikan Video Berikut Ini

Presiden Joko Widodo disuntik vaksin Covid-19 Sinovac Rabu (13/1) pagi. Ia menjadi orang pertama di Indonesia yang terima vaksin Covid-19 setelah penggunaan vaksin tersebut dapat persetujuan BPOM RI.

2 dari 3 halaman

Pakar Hematologi-Onkologi

Menilik laman resmi Universitas Indonesia Prof Abdul memiliki ketertarikan di bidang ilmu penyakit dalam terutama hematologi dan onkologi.

Prof Abdul menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Indonesia lulus pada 1969. Lalu, mengambil spesialis Ilmu penyakit dalam FKUI di tahun 1980 dan menjadi konsultan hematologi-onkologi medik di FKUI/RSCM di tahun 1986.

Beberapa karya ilmiahnnya seputar kanker payudara dimuat dalam Japanese Journal of Cancer and Chemotheraphy th 2000. Ia juga aktif menulis buku seputar penanganan kanker payudara.

3 dari 3 halaman