Liputan6.com, Jakarta Ilmuwan World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa herd immunity (kekebalan kelompok) COVID-19 secara global tidak akan bisa tercapai tahun ini, meski negara-negara sudah mulai melakukan vaksinasi.
Chief Scientist WHO Soumya Swaminathan mengatakan dalam konferensi persnya hari Senin awal pekan ini, bahwa tetaplah penting bagi negara untuk mendorong masyarakat melakukan cara-cara pencegahan virus corona.
Baca Juga
"Bahkan saat vaksin mulai melindungi mereka yang paling rentan, kita tidak akan mencapai tingkat kekebalan populasi atau herd immunity di tahun 2021," kata Swaminathan seperti dikutip dari New York Post pada Rabu (13/1/2021).
Advertisement
Dia menyebutkan, meskipun kekebalan sudah terjadi di beberapa negara, namun hal itu tidak akan melindungi orang-orang di seluruh dunia.
Dikutip dari siaran di Youtube WHO, Swaminathan mengatakan bahwa butuh waktu agar produksi vaksin dapat ditingkatkan, tidak hanya di skala jutaan tetapi juga miliaran dosis.
"Jadi kita harus sedikit bersabar. Vaksinnya akan ada. Mereka akan ada di semua negara, tapi sementara itu kita tidak boleh lupa ada tindakan yang juga bekerja," kata Swaminathan.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Vaksin untuk Seluruh Negara
Beberapa negara memang telah memulai vaksinasi COVID-19. Namun, masih banyak negara berkembang yang belum menerima vaksin apa pun.
Bruce Aylward, penasehat Direktur Jenderal WHO mendesak agar komunitas global melakukan sesuatu yang lebih guna memastikan negara-negara miskin juga dapat menerima vaksin COVID-19.
"Kita tidak dapat melakukannya sendiri," kata Aylward. Ia menambahkan, Persatuan Bangsa-Bangsa juga telah memastikan bahwa daerah-daerah rentan memiliki akses ke vaksinasi.
Dalam konferensi pers pekan lalu Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga telah mengatakan bahwa negara-negara kaya telah membeli sebagian besar pasokan vaksin COVID-19.
"Saya mendesak negara-negara yang telah mengontrak lebih banyak vaksin daripada yang mereka butuhkan, dan mengendalikan pasokan global, untuk menyumbangkan dan melepaskannya ke COVAX segera, yang hari ini siap untuk diluncurkan dengan cepat," kata Tedros.
Ia juga meminta agar negara dan produsen vaksin untuk berhenti membuat kesepakan bilateral namun di sisi lain harus mengorbankan COVAX.
"Tidak ada negara yang luar biasa dan harus memotong antrian demi memvaksinasi semua penduduknya, sementara beberapa tetap tidak memiliki pasokan vaksin," pungkas Tedros.
Â
Advertisement