Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menjelaskan 3 aspek utama dalam program vaksinasi COVID-19. Tiga hal tersebut yakni terkait pengadaan vaksin, logistik vaksin, dan penyuntikan vaksin.
Aspek pengadaan vaksin berkaitan dengan jumlah vaksin yang dibutuhkan dan jumlah vaksin yang sudah tersedia. Secara keseluruhan, untuk mencapai herd immunity setidaknya harus ada 70 persen orang yang divaksin.
Baca Juga
Jumlah 70 persen tersebut setara dengan lebih kurang 181 juta warga Indonesia. Setiap orang memerlukan dua kali vaksinasi (dua dosis) sehingga menjadi 360 juta vaksin dengan tambahan 15 persen untuk cadangan menjadi 426 juta vaksin yang dibutuhkan.
Advertisement
“Sampai sekarang kondisinya kita memiliki secured commitment delivery vaksin sekitar 300 juta vaksin dan opsi delivery 300 juta vaksin jadi total 600 juta vaksin atau 150 persen dari target,” ujar Budi dalam webinar 100 CEO Forum, Kamis (21/1/2021).
Pengadaan ini meliputi 4 jenis vaksin yakni Sinovac dari China, AstraZeneca dari Inggris, Prizer dari Amerika Serikat, dan Novavax dari Amerika Serikat.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut Ini
Logistik Vaksin
Hal kedua adalah logistik vaksinasi. Logistik vaksinasi berkaitan dengan distribusi atau pengiriman vaksin yang memerlukan rantai dingin.
“Vaksin ini harus diangkut dengan logistik rantai dingin antara 2 sampai 8 derajat celcius. Tidak semua perusahaan logistik mampu.”
Budi telah mengecek bahwa logistic rantai dingin yang dimiliki pemerintah tidak cukup dan akan bekerja sama dengan perusahaan logistik swasta yang mampu mendukung berjalannya program vaksinasi.
Advertisement
Penyuntikan Vaksin
Hal ketiga yang sangat penting dalam program vaksinasi adalah proses vaksinasi. Aspek ini terkait dengan penyuntikan vaksin pada penerima.
“Kita sudah menghitung secara agregat kita punya puskesmas, rumah sakit pemerintah, dan vaksinator yang cukup, tapi kalau saya lihat secara detail per kabupaten masih banyak yang masih bolong-bolong karena posisi faskes tidak merata.”
Budi berharap, seluruh vaksinasi dapat selesai dalam waktu 15 bulan atau sekitar 450 hari. Sedang, Presiden meminta jika bisa vaksinasi akan selesai dalam 12 bulan.
“Saya sekarang sedang menghitung bagaimana kita bisa menyelesaikan vaksinasi ini dari 15 bulan menjadi 12 bulan dan kami mengajukan akan kerja sama dengan rumah sakit swasta,” katanya.
Infografis Siap-Siap Vaksinasi Covid-19 Pertengahan Januari 2021
Advertisement