Sukses

COVID-19 Bisa Sebabkan Pneumonia, Apakah Bisa Sembuh?

Dokter mengatakan bahwa pasien COVID-19 yang masuk derajat gejala sedang, berat, atau kritis, adalah mereka yang telah memiliki pneumonia karena infeksi virus corona

Liputan6.com, Jakarta Pneumonia menjadi salah satu gejala yang dialami oleh tidak sedikit pasien COVID-19. Apabila mengalami kondisi ini, seseorang yang terinfeksi virus corona pun harus mendapatkan perawatan.

Dokter spesialis paru Agus Dwi Susanto mengatakan bahwa apabila pasien terinfeksi virus corona masuk dalam kategori derajat keparahan sedang, berat, atau kritis, maka itu berarti dia sudah memiliki pneumonia.

"Kalau dilihat statistik, hampir 81 persen COVID-19 itu derajat tanpa gejala dan ringan, sekitar 14 persen itu sedang berat atau di situ sudah terjadi pneumonia, dan sekitar 5 persen derajat kritis," kata Agus.

Dalam dialog dari Graha BNPB pada Kamis (21/1/2021), Agus mengatakan bahwa 19 persen kasus pneumonia dilaporkan dari pasien COVID-19. Ia menjelaskan berdasarkan statistik, sekitar 3 persennya dari mereka memiliki risiko meninggal dunia.

"Jadi, dari angka tersebut sudah jelas sekitar 16 sampai 17 persen pneumonia yang terjadi dapat sembuh seperti awal kembali. Hanya saja kesembuhan itu nanti apakah dia sembuh sempurna atau tidak," kata Agus.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Ada Risiko Fibrosis

Agus melanjutkan, apabila virus Corona menyebabkan kerusakan pada paru sehingga berakibat pada pneumonia, kondisi itu berpotensi mengakibatkan sisa atau fibrosis pasca COVID-19.

"Jadi jaringan parunya yang meradang, virusnya sudah hilang negatif hasil PCR-nya, tapi hasil paru ketika di-scanning atau foto rontgen sudah terjadi kerusakan fibrosis," kata Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI RS Persahabatan ini menambahkan.

Fibrosis inilah yang dapat menimbulkan gejala sisa dan dapat membuat pasien mengalami Long Covid. Agus mengatakan, terkait apakah paru bisa kembali menjadi sempurna atau tidak, masih dibutuhkan penelitian untuk menguak soal hal ini.

"Ada datanya sekitar 20 persen kasus itu bersifat irreversible yaitu pneumonia yang menyebabkan fibrosis di paru, akhirnya fibrosisnya ada sekitar 20 persen yang tidak bisa kembali," kata Agus.

"Ada yang bisa disembuhkan, ada yang tidak. Ada yang bahkan tidak bisa ditolong menyebabkan terjadinya kegagalan pernapasan bahkan meninggal."

3 dari 3 halaman

Infografis Kunci Hadapi COVID-19 dengan Iman, Aman dan Imun