Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan survei tentang persepsi vaksinasi, 88 persen masyarakat rupanya bersedia menerima vaksin COVID-19. Survei ini dilakukan oleh startup di bidang teknologi kesehatan SehatQ, yang melihat persepsi masyarakat terhadap vaksinasi COVID-19.
CEO SehatQ Linda Wijaya mengatakan, survei persepsi vaksinasi COVID-19 dilakukan secara daring pada Oktober 2020 dengan melibatkan 797 responden. Hasil survei memetakan pandangan publik terhadap kehadiran vaksin COVID-19 di masa pandemi saat ini.
Advertisement
“Hasil surveinya memperlihatkan, sebagian besar masyarakat bersedia menerima vaksin COVID-19,” kata Linda sebagaimana keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Minggu (24/1/2021).
Dari total 797 responden, sebanyak 88 persen di antaranya (699 orang) bersedia mendapatkan vaksin COVID-19. Dilihat dari segi waktu pemberian vaksin, sebagian besar responden, yakni 49 persen (394 orang) berharap, vaksinasi massal dilakukan apabila kualitas vaksin telah terbukti efektif.
Kemudian ada 19 persen responden (155 orang) yang ingin vaksinasi dilakukan secepatnya. Ada juga 10 persen lainnya (76 orang) dan 9 persen (74 orang) yang memilih mendapatkan vaksin COVID-19 sesuai jadwal pemerintah--setelah kelompok prioritas menerima vaksin.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
12 Persen Responden Menolak Vaksin COVID-19
SehatQ juga menggali informasi dari para responden yang belum bersedia menerima vaksin COVID-19. Hasil survei, ada 12 persen responden dari total responden (98 orang dari 797 orang) yang menolak vaksin COVID-19 dengan empat alasan.
Pertama, para responden (66 persen responden atau 98 orang yang menolak) tidak yakin terhadap keamanan maupun efektivitas vaksin COVID-19.
Kedua, 19 persen responden (19 orang) responden mengkhawatirkan efek samping di kemudian hari.
Ketiga, 8 persen responden (8 orang) meyakini ada alternatif selain vaksin untuk mengakhiri pandemi.
Keempat, pertimbangan kepercayaan dalam agama membuat 6 persen responden (6 orang) menolak vaksin COVID-19.
Advertisement
Tak Perlu Khawatir Soal Vaksin COVID-19
Menanggapi hasil survei di atas, Senior Executive Vice President (SEVP) Penelitian dan Pengembangan Bio Farma Adriansjah Azhari mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap kualitas dan keamanan vaksin COVID-19 yang beredar di Tanah Air.
“Sebelum didistribusikan kepada masyarakat, tim peneliti bersama tim medis, melakukan pengujian ketat terhadap vaksin COVID-19,” ujar Adriansjah.
Bio Farma sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memang terlibat dalam penelitian dan pengembangan vaksin COVID-19 yang akan diedarkan bagi masyarakat Indonesia.
INFOGRAFIS: Urutan Penerima Vaksin Covid-19 di Indonesia
Advertisement