Sukses

Langgar Lockdown, Polisi Inggris Bubarkan Acara Pernikahan

Pernikahan di tengah lockdown akibat COVID-19 diperbolehkan asal dalam keadaan darurat dan hanya boleh mengundang enam orang

Liputan6.com, London - Polisi di Kota London, Inggris, terpaksa membubarkan acara pernikahan yang dihadiri sekitar 400 orang pada Jumat, 22 Januari 2021. Acara tersebut melanggar aturan lockdown yang tengah diterapkan di Inggris.

Ironisnya, acara pernikahan tersebut digelar di Sekolah Gadis Yesodey Hatorah, yang kepala sekolahnya meninggal karena COVID-19 tahun lalu.

Sebelumnya, kepolisian di London menerima laporan adanya ratusan orang yang berkumpul di sekolah Stamford Hill, London utara, dengan jendela yang tertutup.

"Setelah penyelidikan ditetapkan, kelompok tersebut telah berkumpul di lokasi untuk pernikahan," kata Kepolisian London dalam sebuah pernyataan, dikutip dari situs Channel News Asia pada Senin, 25 Januari 2021.

Pihak kepolisian pun menegaskan bahwa pernikahan hanya diperbolehkan dalam 'keadaan darurat', seperti salah satu pasangan sedang sakit parah. Jumlah orang yang hadir pun dibatasi maksimal enam orang.

Sekolah Gadis Yesodey Hatorah sendiri merupakan sekolah yang melayani keluarga Yahudi Haredi di daerah tersebut, dan rumah bagi komunitas Yahudi Ortodoks terbesar di Eropa.

Kepala Rabi Inggris Ephraim Mirvis, dalam unggahan Twitter miliknya, mengutuk acara yang melanggar aturan tersebut.

"Pada saat kita semua membuat pengorbanan besar, itu sama dengan pencabutan tanggung jawab untuk melindungi kehidupan, dan perilaku ilegal seperti itu dibenci oleh mayoritas komunitas Yahudi," tulisnya.

 

Simak Video Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Lockdown di Inggris

Untuk diketahui, Inggris tengah menerapkan lockdown nasional ketiganya, yang telah membuat bar, restoran, dan sebagian besar sekolah tutup, dan hanya mengizinkan toko-toko penting yang buka.

Lockdown direncanakan akan berlangsung hingga setidaknya pertengahan Februari mendatang.

Meski telah menerapkan lockdown, kasus COVID-19 di Inggris masih terus meningkat. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per Jumat, 22 Jaunari 2021, pukul 07.11, kasus COVID-19 di Inggris telah mencapai 3.543.650 jiwa, dengan 94.580 kasus kematian.

Jumlah kasus kematian tersebut merupakan yang tertinggi di Eropa. Para menteri pun mengimbau warga Inggris untuk tetap di rumah sesering mungkin, untuk meringankan layanan kesehatan nasional Inggris (NHS) yang telah kewalahan, dan memberi waktu kepada pihak berwenang untuk meluncurkan vaksin COVID-19 kepada lansia dan mereka yang berisiko tertinggi

Penulis: Rizki Febianto