Sukses

Atasi Lonjakan, RS Diminta Tambah Alokasi Tempat Tidur Pasien COVID-19 hingga 40 Persen

Kemenkes menginstruksikan RS menambah atau mengalokasikan tempat tidur untuk mengatasi adanya lonjakan pasien COVID-19

Liputan6.com, Jakarta - Terjadinya kenaikan pasien positif COVID-19 usai libur panjang Natal dan Tahun Baru berdampak pada angka keterpakaian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit di Indonesia yang telah mencapai 63,66 persen.

Meski ketersediaan tempat tidur pasien COVID-19 secara nasional masih ada, namun di kota-kota seperti di Provinsi DKI Jakarta dan Banten, angkanya telah mencapai di atas 80 persen.

Demi mengatasi hal itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengizinkan seluruh rumah sakit di Indonesia, termasuk RS swasta untuk membuka layanan pasien COVID-19 asalkan memenuhi standar dan memiliki sarana dan fasilitas yang memadai. Tercatat sejauh ini, lebih dari 1.600 RS telah membuka layanan bagi pasien COVID-19.

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes Abdul Kadir dalam Dialog Produktif yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional pada Rabu kemarin, juga menyampaikan instruksi terkait penambahan atau konversi tempat tidur bagi pasien COVID-19.

"Khususnya di rumah sakit yang berada di zona merah, diinstruksikan untuk menambah atau mengalih fungsikan tempat tidur minimal 40 persen untuk ruang isolasi pasien COVID-19 dan 25 persen untuk ruang ICU," kata Abdul dalam siaran pers yang diterima Health Liputan6.com pada Jumat (29/1/2021).

Abdul melanjutkan, untuk RS di zona kuning, Kemenkes menginstruksikan alih fungsi tempat tidur sebanyak 30 persen dan ICU 20 persen. Sementara di zona hijau, RS diharapkan melakukan alih fungsi sebesar 25 persen dan penambahan ICU hingga 15 persen.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Penambahan Tidak Permanen

Abdul Kadir mengatakan peningkatan kapasitas perlu dilakukan seiring peningkatan pasien pasca libur natal dan tahun baru.

"Oleh karena itu kita menganjurkan agar semua rumah sakit sedapat mungkin mengantisipasi ini untuk memberikan layanan terbaik bagi masyarakat kita," ujarnya.

Efektivitas kebijakan ini secara umum menambah kapasitas dan kapabilitas rumah sakit di seluruh Indonesia.

"Rumah sakit di bawah Kemenkes terjadi penambahan hampir 2 ribu tempat tidur atau peningkatan tempat tidur pasien COVID-19 dari 17 persen menjadi 38 persen dari semua rumah sakit tersebut," kata Abdul Kadir.

Meski begitu, ia menegaskan penambahan kapasitas ini tidak permanen. Abdul Kadir berharap agar dalam waktu paling lama satu bulan akan terjadi penurunan jumlah kasus positif usai lonjakan di awal tahun ini.

Di kesempatan yang sama, Pertamedika, perusahaan induk RS BUMN menyatakan telah mempelajari situasi kasus COVID-19 sejak Maret 2020 dan melakukan antisipasi dengan membuat pemodelan setiap tiga bulan sekali, mulai dari penambahan tempat tidur dan penambahan ICU.

Fathema Djan Rachmat, Direktur Utama Pertamedika mengatakan, sejak November 2020, mereka telah memodelkan penambahan hingga Januari 2021.

3 dari 4 halaman

Alih Fungsi 30 Persen Tempat Tidur

Sejak bulan Maret 2020 rumah sakit di bawah Pertamedika telah mengalih fungsikan 30 persen tempat tidur untuk pasien COVID-19 dan menambah ICU sebanyak 25 persen.

"Jadi sekarang ini kami mengoperasionalkan lebih dari 3.450 ruangan isolasi pasien COVID-19 dan dan ICU COVID-19 sebanyak 512,” terang Fathema.

Pertamedika juga menyatakan bekerjasama dengan RS baru yang memiliki kapasitas namun belum beroperasional sepenuhnya dalam menangani COVID-19, seperti dengan RS Universitas Krida yang berkontribusi dalam penambahan 240 tempat tidur.

"Dan ditambah 1.100 tempat tidur, safe house, dan hotel yang kami kelola untuk kasus ringan dan OTG," kata Fathema.

Terkait pembayaran, Abdul Kadir mengatakan bahwa sejauh ini kewajiban Kemenkes kepada rumah sakit juga berjalan lancar. "Pembayaran Kemenkes sudah berjalan lancar, sejauh ini kita sudah melakukan pembayaran hampir 15 triliun rupiah kepada 1.683 rumah sakit."

Fathema juga menyebut bahwa secara umum pembayaran Kemenkes dan verifikasi BPJS cukup lancar. "50 persen biaya perawatan di depan oleh Kemenkes pada rumah sakit dilakukan dengan sangat baik," katanya.

Fathema menyatakan dirinya optimistis tahun ini Indonesia berkesempatan pulih dengan cepat, mengingat program vaksinasi sudah dmulai, ditambah 3M dan 3T sehingga bisa segera berlari mengambil kesempatan untuk memutus pandemi COVId-19.

"Semua strategi mulai dari penegakan 3M dan 3T harus benar-benar dijalankan. Mudah-mudahan dengan program vaksinasi yang sedang kita lakukan melengkapi usaha kita dalam memutus mata rantai penularan COVID-19 ini," pungkas Abdul Kadir.

4 dari 4 halaman

Infografis Tembus Sejuta, Kasus Positif Covid-19 di Indonesia