Liputan6.com, Jakarta - Tablet tambah darah (TTD) dinilai pakar gizi menjadi hal yang penting untuk mencegah anemia, khususnya di masyarakat yang kekurangan dalam mengonsumsi sumber pangan hewani.
"Kalau kita sudah menerapkan gizi seimbang tidak perlu tablet tambah darah, tetapi di Indonesia itu belum seimbang, terutama sumber besi itu masih sangat rendah," kata Endang L. Achadi Guru Besar Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Baca Juga
Tablet tambah darah sendiri merupakan suplemen yang berisi zat besi dan asam folat yang berfungsi untuk membantu membentuk hemoglobin. Beberapa kelompok yang disarankan untuk mengonsumsinya adalah remaja dan wanita usia subur, calon pengantin, serta ibu hamil dan nifas.
Advertisement
Dalam sebuah temu media beberapa waktu lalu, Endang mengatakan bahwa bagi remaja putri yang tidak anemia, tablet tambah darah disarankan untuk diminum satu setiap pekannya, setidaknya selama setahun.
"Untuk pengobatan bagi remaja putera dan puteri yang anemia, dianjurkan untuk konsultasi ke dokter," kata Endang, ditulis Minggu (31/1/2021).
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Tablet Tambah Darah Berbahaya?
Endang mengatakan, tablet tambah darah tidak berbahaya apabila diminum sesuai anjuran kecuali bagi mereka yang menderita penyakit darah tertentu misalnya Thalasemia dan hyperchromatosis.
"Karena mereka biasanya Hb (hemoglobin) nya tinggi," kata Endang. Selain itu, pada kasus malaria, konsumsi tablet tambah darah harus dilakukan dengan pemantauan intensif.
Ia menjelaskan, tablet tambah darah secara umum tidak berbahaya karena tubuh memiliki mekanisme pengaturan penyerapan besi ke dalam tubuh.
"Bila tubuh mempunyai cadangan zat besi yang cukup, maka besi dari makanan atau TTD hanya sedikit yang diserap, sisanya dibuang melalui feses," kata Endang. "Sebaliknya, bila tubuh kekurangan zat besi atau bahkan sudah menderita anemia, maka zat besi yang diserap lebih banyak."
Beberapa gejala yang muncuk usai mengonsumsi tablet tambah darah misalnya perut perih, mual, sembelit, dan kotoran berwarna hitam.
Namun Endang mengatakan bahwa hal ini tidak berbahaya dan akan berkurang seiring berjalannya waktu. Selain itu, tidak semua orang akan mengalaminya. "Untuk mengurangi gejala ini, minumlah TTD kira-kira satu jam setelah makan malam sebelum tidur agar efek sampingnya tidak terasa."
Advertisement