Sukses

10 Tahun Terpasang, Alat Kontrasepsi IUD Wanita di Inggris Pindah ke Kandung Kemih

Dokter mengatakan bahwa kasus berpindahnya alat kontrasepsi dalam rahim atau IUD ke kandung kemih adalah kasus langka

Liputan6.com, Jakarta - Seorang wanita 47 tahun mendatangi dokter dengan keluhan air kencingnya yang mengandung darah. Rupanya, pemeriksaan menunjukkan bahwa alat kontrasepsi intrauterine device (IUD) yang ia gunakan satu dekade lalu, melubangi kandung kemihnya dan membentuk batu di sana.

"Pasien mengalami disuria, dispareunia, dan nyeri pangkal paha," tulis para dokter dalam abstraksi laporannya seperti mengutip dari Science Direct.

Dalam laporan kasus di jurnal Case Reports in Women's Health, para dokter yakin bahwa IUD yang ia gunakan secara bertahap "terkikis" dan masuk ke kandung kemihnya. Komplikasi ini jarang terjadi pada penggunaan alat tersebut.

"Bagi dokter, kasus ini menunjukkan bahwa erosi IUD ke dalam kandung kemih, meskipun jarang, mungkin harus dipertimbangkan sebagai penyebab gejala berkemih," kata Nicholas Faure Walker, ahli bedah urologi di King's College Hospital, London, Inggris

"Bagi publik, pesan utamanya adalah IUD pada sebagian besar kasus, tetapi ada sedikit yang menyebabkan komplikasi signifikan," kata Walker, yang memimpin penanganan pasien dalam kasus tersebut, seperti dikutip dari Live Science.

Dikutip dari Science Direct, para dokter mengatakan bahwa sebagian besar komplikasi yang terkait dengan alat kontrasepsi biasanya terjadi dalam beberapa hari atau pekan setelah pemasangan. Namun dalam kasus ini, komplikasi muncul 10 tahun usai pemasangan.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Temukan Batu Kandung Kemih

Pasien dalam kasus ini dilaporkan memiliki dua anak yang dilahirkan lewat operasi caesar. 10 tahun lalu, ia telah memasang IUD atau alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).

Kepada dokter, ia mengeluhkan urin berdarah dan nyeri saat buang air kecil, nyeri saat berhubungan seks, serta nyeri di perut bagian kirinya yang sudah berlangsung dua bulan.

Hasil USG dan CT scan menunjukkan AKDR yang ia pasang telah melubangi kandung kemih. Selain itu, terdapat sebuah batu kandung kemih berukuran 1,1 centimeter yang terbentuk di bagian kanan alat berbentuk "T" tersebut.

Walker mengatakan, IUD itu mungkin menusuk dinding rahim saat dimasukkan atau secara bertahap mengikis jaringan rahim dalam proses yang disebut erosi.

"Kami percaya bahwa IUD terkikis secara bertahap melalui bekas luka (operasi caesar) nya. Kemungkinan prosesnya sangat bertahap karena IUD telah dipasang 10 tahun sebelumnya."

Pada kasus wanita ini, dokter menggunakan laser untuk menghancurkan batu kandung kemih pasien. Mereka lalu menarik IUD keluar melalui vagina. Setelah kontrol selama satu bulan usai penanganan, gejala pasien telah sembuh.

3 dari 3 halaman

Eksploitasi Seksual Anak