Sukses

5 Tanda Hand Sanitizer Anda Tidak Efektif atau Bahkan Tidak Aman

Paparan hand sanitizer yang mengandung metanol dapat menyebabkan gejala termasuk mual, muntah, sakit perut, sakit kepala, penglihatan kabur, kebutaan, kejang dan bahkan kematian

Liputan6.com, Jakarta - Upaya untuk melindungi diri dari penularan COVID-19, salah satunya bisa dengan membawa hand sanitizer ke mana pun Anda pergi.

Alhasil, tiap-tiap perusahaan berlomba-lomba mengembangkan produk hand sanitizer sehingga orang semakin banyak pilihan harga hingga aroma.

Namun, Anda harus waspada terhadap label yang salah atau bahkan kandungan bahan yang berbahaya yang tidak aman untuk digunakan pada kulit manusia.

Perlu diketahui bahwa Anda tidak bisa menggunakan sembarang hand sanitizer, karena bisa saja produk tersebut mengandung bahan yang berbahaya. Perhatikan lima tanda-tanda sanitizer yang tidak efektif atau bahkan tidak aman berikut ini.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), mengatakan, beberapa label bahkan mengandung bahan berbahaya tersebut. Sementara pedoman seputar resep hand sanitizer yang aman dan dibutuhkan telah ada dalam pedoman oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Namun memang karena bahan-bahan yang dibutuhkan sangat diminati sehingga pasokannya sangat rendah, kata seorang ahli sitopatologi bersertifikat, Dr Celina Nadelman, di Los Angeles.

"Kekurangan produk telah menyebabkan perusahaan kecil bereksperimen dengan alkohol yang berbeda, seperti metanol, untuk membuat pembersih tangan, yang sangat beracun bagi sistem saraf manusia. Meskipun metanol memiliki nama yang mirip dengan etanol, bentuk lain alkohol, tapi sangat berbeda dalam susunannya," kata Dr Nadelman. Selain hand sanitizer, Anda juga perlu waspada pada kandungan bahan aktif pada tisu pembersih karena bahannya yang kini juga terbatas.

Dikutip dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), paparan metanol terlalu banyak dapat menyebabkan gejala termasuk mual, muntah, sakit perut, sakit kepala, penglihatan kabur, kebutaan, kejang dan bahkan kematian. Selain itu, Dr Nadelman juga mengatakan bahwa para ahli juga belum memiliki bukti tentang keefektivan produk-produk yang belum lulus uji FDA.

Berikut ini 5 tanda produk hand sanitizer Anda tidak efektif atau bahkan membahayakan kulit, dilansir dari Livestrong.

 

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

1. Kandungan Alkohol Kurang dari 60 Persen

CDC sejak awal telah merekomendasikan hand sanitizer, spray sanitizer, maupun tisu pembersih harus mengandung setidaknya 60% alkohol yang dikatahui efektif dalam melindungi terhadap virus seperti COVID-19.

"Kuman terbunuh oleh alkohol melalui dehidrasi, oleh karena itu, alkohol yang lebih rendah dari jumlah yang disarankan mungkin tidak efektif dalam membunuh COVID-19," kata Dr. Nadelman.

2. Dalam Daftar Bahan Termasuk Di dalamnya Metanol

Seperti yang telah disebutkan, metanol adalah bahan berbahaya yang tidak boleh digunakan pada kulit manusia.

Periksa daftar bahan dari produk pembersih yang akan Anda beli untuk memastikan tidak mengandung alkohol ini. Sebaliknya, cari nama alkohol yang aman, seperti isopropil alkohol (IPA) dan etil alkohol (etanol).

Jika tidak ada bahan yang tercantum, Dr. Nadelman menyarankan untuk menghindari produk tersebut.

3. Anda Belum Pernah Mendengar atau Melihat Produk Merek Tersebut

Meskipun sedikit lebih mahal (mungkin), usahakan Anda menggunakan produk bermerek langganan Anda yang Anda percayai.

“Jangan gunakan botol yang tampak tidak biasa, atau botol yang dapat dengan mudah dibuka oleh seorang anak, karena ini jelas tidak melalui proses pengujian ketat yang ditetapkan oleh CDC dan EPA,” kata Dr. Nadelman. EPA memiliki daftar produk yang aman digunakan manusia dan daftar bahan aktif yang disetujui sebagai antimikroba. Jika Anda tidak bisa menemukan produk yang telah disetujui BPOM, maka setidaknya bacalah kandungan bahan-bahan produknya dan hindari bahan yang berbahaya.

4. Baunya Seperti Minuman Campuran

Jika sanitizer Anda berbau minuman alkohol seperti tequila, vodca, dan sebagainya maka mungkin produk tersebut tidak sepenuhnya memenuhi standar kemananan atau efisiensi, kata Dr. Nadelman.

Pada awal pandemi virus korona, ketika pembersih tangan menipis, penyulingan minuman keras mulai terjun ke bisnis pembuatan produk yang bertujuan membunuh virus korona.

FDA tentu tidak melarang pembuatan bahan pembersih berbahan dasar etanol ini. Bahkan, pada Maret 2020 telah dijabarkan kebijakan pembuatannya yang bertajuk Kebijakan Sementara untuk Penyusunan Produk Hand Sanitizer Berbasis Alkohol Tertentu Saat Darurat Kesehatan Masyarakat (COVID-19).

Tetapi penyulingan atau jenis perusahaan lain yang mengikuti pedoman ini biasanya akan menghindari pembuatan produk yang berbau minuman beralkohol, kata Dr. Nadelman. Dengan kata lain, jika baunya seperti tequila, jangan gunakan.

5. Tidak Mencantumkan Kandungan Bahan Aktif

Selain menyebutkan kandungan bahan, setiap produk, terutama produk sanitizer harus menyantumkan tujuan dan jumlah bahannya, kata direktur senior layanan teknis di Zep, Bob Reynolds, sekaligus seorang inovator, produsen, dan distributor terkemuka untuk solusi perawatan, pembersihan, dan sanitasi.

Produk yang telah disetujui BPOM harus memiliki nomor registrasi yang bisa dicek di situs web resminya (http://cekbpom.pom.go.id/).

3 dari 3 halaman

Infografis 6 Kebiasaan Bikin Hand Sanitizer Tak Efektif Cegah Covid-19