Sukses

Imbas Varian Baru COVID-19, Pengguna Transportasi Publik di London Disarankan Pakai Masker Medis

Warga London disarankan mengenakan masker medis saat berada di kereta bawah tanah dan bus, agar terlindungi dari varian baru virus penyebab COVID-19 di Inggris.

Liputan6.com, Jakarta Penumpang kereta bawah tanah dan bus di Kota London, Inggris kemungkinan akan diminta untuk mengenakan masker dengan kualitas lebih tinggi, seperti masker medis, untuk melindungi diri dari varian baru virus penyebab COVID-19 di Inggris.

Varian  penyebab COVID-19 bernama VUI-202012/01 (B.1.1.7) ini, merupakan varian yang jauh lebih menular ketimbang sebelumnya. Sehingga dikhawatirkan, masker kain tidak lagi efektif mencegah terinfeksi oleh virus tersebut.

Transport for London (TfL) telah meminta saran dari Kesehatan Masyarakat Inggris terkait spesifikasi masker yang cocok untuk digunakan pada sistem transportasi.

Jika rencana ini terlaksana, nantinya hanya penumpang yang terdampak, karena staf Tfl sendiri, sejak lama telah diharuskan mengenakan masker 4 lapis.

Sementara Walikota London Sadiq Khan, akan menugaskan seorang analis situasi dari COVID-19 Scientific and Technical Advisory Cell (STAC) London, untuk menganalisis bukti terbaru yang diperlukan, terkait rencana penggunaan masker medis ini.

"Walikota bertekad, bahwa warga London akan selalu diberi nasehat ilmiah paling akurat dan terkini dalam perang kami melawan virus," ujar salah seorang juru bicara walikota, seperti dikutip laman Metro News, Jumat (05/02/2021).

"Jerman, Prancis, dan Austria baru-baru ini memperkenalkan persyaratan yang lebih ketat untuk masker, dan mungkin kita perlu memperkenalkan tindakan yang lebih ketat di sini, untuk menghentikan penyebaran varian baru, terutama di lokasi yang berventilasi buruk," tambahnya.

Beberapa pakar juga menyarankan mengenai penggunaan masker dengan filtrasi yang baik. Seperti Dr Allen Haddrell dari  University of Bristol’s Aerosol Research Centre. Meski begitu, pakai masker tetap lebih baik daripada tidak memakainya.

"Masyarakat sebaiknya menggunakan masker terbaik yang mereka miliki, dan pemerintah sebaiknya memperjelas masker seperti apa yang dimaksud," kata Allen kepada The Guardian.

Menggunakan masker berkualitas tinggi yang digunakan dengan benar bisa menurunkan kasus penularan COVID-19 secara signifikan.

"Tidak ada masker yang 100 persen efisien, tetapi beberapa diantaranya memiliki kualitas yang baik," kata Allen. 

 

 

 

Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5

2 dari 3 halaman

Telah Diterapkan Negara Lain

Kebijakan penggunaan masker dengan kualitas yang lebih tinggi, diketahui memang telah diterapkan di beberapa negara, seperti Prancis dan Jerman.

Jerman telah mewajibkan masker pelindung filtering face piece (FFP) untuk dikenakan di transportasi umum dan di toko-toko, sementara Prancis telah mengeluarkan keputusan yang melarang beberapa penutup DIY karena tidak memberikan perlindungan yang memadai.

Masker dengan filtrasi yang tinggi, merupakan jenis masker sekali pakai. Meski harganya sedikit lebih mahal dan penggunanya akan lebih sulit untuk menghirup udara, tetapi masker ini efektif 95 persen untuk mencegah masuknya partikel-partikel di udara. Sehingga secara drastis mengurangi kemungkinan seseorang terpapar COVID-19.

Sementara masker kain biasa, tidak efektif untuk menyaring masuknya partikel virus di udara, tetapi mampu mencegah orang yang mengenakannya untuk menularkan virus ke satu sama lain lewat batuk atau bersin.

Maka dari itu, sejumlah ilmuwan pada bulan lalu, mendesak warga Inggris untuk mengikuti jejak negara lain di Eropa yang memakai masker kelas medis, jika mereka kesulitan untuk menjaga jarak.

 

 

(Penulis: Rizki Febianto)

3 dari 3 halaman

Infografis

Video Terkini