Liputan6.com, Jakarta - Dokter Jantung dari Siloam Hospitals Lippo Village, Tangerang, Banten, Vito Anggarino Damay, menjelaskan tentang D-dimer pada pasien COVID-19.
Melalui unggahan video di Instagram pribadinya, @doktervito, dia menjelaskan bahwa D-dimer dikaitkan dengan kekentalan atau pembekuan darah.
Baca Juga
Menurut Vito, kondisi ini lebih tepat disebut pembekuan atau bekuan-bekuan darah. Pada kasus COVID-19, sering terjadi pembekuan darah yang salah satu penyebabnya adalah reaksi imunitas.
Advertisement
Terkait D-dimer, ada anggapan bahwa kondisi ini bisa diatasi dengan hanya meminum air yang banyak. Hal ini dibantah oleh Vito.
“Itu sudah ada standarnya memang pakai pengencer darah yang disebut heparin. Mana bisa bekuan darah larut pakai air,” ujar Vito kepada Health Liputan6.com melalui pesan singkat, Selasa (9/2/2021).
Lebih Jauh, penanganan kondisi ini harus ditangani dengan benar yakni dengan penyuntikan pengencer darah (antikoagulan). Penyuntikan pengencer darah berfungsi melarutkan kembali bekuan-bekuan darah yang berbahaya akibat infeksi COVID-19.
“Saat terjadi infeksi COVID-19 maka ini menyebabkan terjadinya inflamasi atau peradangan dan kerusakan pada sel, kerusakan ini mengaktifkan sistem pembekuan darah,” ujar Vito dalam video tersebut.
Pembekuan darah ini dapat berdampak pada penyumbatan pembuluh darah vena (pembuluh darah balik mengarah ke jantung) dan pembuluh darah dari jantung ke paru-paru yang dapat mengakibatkan kematian, katanya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut Ini
D-dimer Secara Umum
Melansir Webmd, untuk mengetahui angka D-dimer pada pasien maka diperlukan tes D-dimer. Ini adalah tes darah yang dapat digunakan untuk membantu menyingkirkan adanya bekuan darah yang serius.
Saat terluka, tubuh akan mengambil banyak langkah untuk membuat darah menggumpal. Ini adalah bagian penyembuhan yang normal. Dengan demikian, perdarahan dapat berhenti.
Setelah pendarahan berhenti, tubuh tidak membutuhkan bekuan lagi. Jadi tubuh mengambil serangkaian langkah ke arah lain dan memecah gumpalan.
Pada akhirnya, ada beberapa zat sisa yang mengambang di dalam darah seperti debu kayu yang tercecer setelah proyek pembangunan.
Salah satu zat sisa itu disebut D-dimer yang merupakan bagian dari protein. Biasanya, zat tersebut akan hilang dalam waktu cepat. Namun, tingkat D-dimer yang tinggi dalam darah bisa terjadi jika ada bekuan besar seperti trombosis vena dalam (DVT).
Dengan DVT, tubuh memiliki gumpalan di dalam salah satu pembuluh darah, biasanya di kaki, dan itu dapat menyebabkan masalah serius.
Advertisement