Liputan6.com, Jakarta Meski belum ada kepastian terkait penyelenggaraan haji, Analis Kebijakan Ahli Utama Kementerian Kesehatan RI dr. Untung Suseno Sutarjo menyampaikan pentingnya calon jemaah haji memperhatikan kesehatan.
Dalam webinar pembinaan kesehatan haji Indonesia yang diadakan oleh Forum Perawatan Kesehatan Haji Indonesia (FPKHI), Untung mengatakan, kesehatan jemaah haji dibagi menjadi empat tahapan yang saling berkaitan, yakni di Indonesia, di perjalanan, di Arab Saudi, dan kepulangan menuju tanah air. Ia menyebutkan, jemaah calon haji diharapkan pergi dan pulang dalam keadaan sehat.
Baca Juga
“Kita mengharapkan orang datang, pulang sehat. Jadi jangan datang sehat, pulang jenazah, atau datang sehat pulang sakit,” kata Untung, ditulis Jumat (12/2/2021).
Advertisement
Kesehatan jemaah haji berada di bawah penanganan tiga pilar kesehatan haji, yakni tim promotif preventif (TPP), tim kuratif rehabilitatif (TKR), tim gerak cepat (TGC). TPP sendiri bertugas di level pembinaan kesehatan jemaah, sedangkan TKR bertugas pada level pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan. Sementara, di level perlindungan kesehatan ditugaskan kepada TGC. Tim tersebut bergerak untuk mengurangi kematian di lapangan.
Berdasarkan pengalamannya, Untung mencatat kematian jemaah haji paling banyak didominasi oleh heat stroke. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak mampu mengontrol suhu badan akibat cuaca panas.
“Heat stroke paling mudah (diatasi) kita dinginkan badan, kalau nggak semua organnya bisa kebakar. Kita kasih obat yang bisa meningkatkan tensinya,” jelasnya.
Simak Video Berikut Ini:
Skrining kesehatan ketat
Selain heat stroke, Untung menyebutkan bahwa besarnya jumlah jemaah menjadi salah satu masalah dalam pelaksanaan haji. Ketika berada di Arab Saudi, tempat tinggal mereka pun tersebar.
“Kita berusaha berhubungan dengan kloter-kloter supaya dapat informasi, kalau ada yang diare misalnya kita bisa tangani dengan cepat,” katanya.
Dalam pemaparannya, Untung menyampaikan promosi kesehatan harus ditingkatkan sejak jemaah di tanah air,
“Upaya promosi kesehatan harus terus ditingkatkan. Screening kesehatan harus ada, jangan sampai kita kirim orang sakit,” ucapnya.
Selain itu tenaga kesehatan harus disiapkan untuk menangani heat stroke. Jumlah obat dan reagen harus dipastikan cukup dan jumlah ambulans dan pos kesehatan untuk ditingkatkan.
Dalam webinar tersebut Ketua Umum FPKHI Turiman menyampaikan bahwa calon jemaah haji membutuhkan persiapan sebelum keberangkatan, terutama di masa pandemi seperti ini.
“Tentunya ini membutuhkan persiapan. Cuaca yang sangat panas, perjalanan yang sangat jauh dari Indonesia ke tanah suci, kemudian ibadah haji yang membutuhkan aktivitas fisik yang sangat luar biasa,” katanya.
“Tidak dalam kondisi pandemi saja itu sangat berisiko terhadap masalah kesehatan jemaah haji, apalagi di saat pandemi COVID-19,” tambahnya.
Selain itu, Tukiman juga menyampaikan bahwa menjadi petugas haji merupakan suatu kebanggaan karena tidak semua berkesempatan.
“Menjadi petugas ini harus dilakukan sebaik-baiknya, karena petugas kesehatan haji utamanya adalah melakukan perlindungan pelayanan jemaah haji Indonesia,” ujarnya.
Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi
Advertisement