Liputan6.com, Jakarta - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Doni Monardo, mengaku kerap menemukan berbagai limbah medis yang dibuang secara sembarangan saat bertugas di lapangan.
"Ada suatu waktu saya berkunjung ke suatu daerah lalu saya menemukan limbah medis berceceran, bentuknya kantung darah, ada tulisan HIV. Ini tentu meresahkan," ujar Doni dalam diskusi virtual bertajuk 'Peduli Limbah Medis Dalam Rangka Hari Peduli Sampah Nasional', Senin (15/02/2021).
Baca Juga
Doni menjelaskan, limbah medis yang paling mengancam dan perlu segera diantisipasi adalah limbah yang berasal dari rumah tangga.
Advertisement
"Lazimnya limbah medis dikelola oleh rumah sakit atau tempat isolasi terpusat. Itu sudah ada pihak atau panitia yang bertanggung jawab untuk kelola limbah medis. Namun yang perlu diantisipasi adalah limbah medis dari keluarga, terutama masker," ujar Doni.
Selain itu, Doni juga menjelaskan, berdasarkan pemantauan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), banyak limbah medis yang ditemukan di teluk Jakarta
"Padahal Teluk Jakarta adalah satu kawasan untuk program budidaya dan program ketahanan pangan, terutama di bidang perikanan. Apa jadinya Teluk Jakarta yang sudah terkena ditambah pencemaran limbah medis? Tentu ini tidak kita harapkan," ujarnya.
Oleh sebab itu, Doni yang juga Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini meminta pemerintah daerah harus memperhatikan dengan benar pengolahan limbah medis terutama dari sektor rumah tangga.
"Kerena ini sedang masa pandemi, di mana kebijakan dari pusat sampai ke daerah itu sama, ini belum terlambat untuk menanganinya," Doni menjelaskan.
Pengolahan Limbah Medis Harus Tepat
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin, Prof Dr Anwar Daud menjelaskan, pengolahan dan pemusnahan limbah medis, terutama yang berasal dari rumah tangga, harus dilakukan dengan tepat.
Jika tidak, Anwar mengatakan, bukan tidak mungkin virus pada limbah tersebut menginfeksi orang-orang yang menyentuhnya.
Langkah pertama, Anwar menyebut masyarakat harus malekukan pemilahan antara limbah domestik dengan limbah medis. "Limbah domestik yaitu sampah rumah tangga yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga," jelasnya.
"Sedangkan limbah medis yaitu limbah dari orang yang diwajibkan melakukan karantina di rumah dapat berupa limbah tisue, masker, sapu tangan, kaos tangan, kain sekali pakai, dan APD lainnya," tambahnya.
Untuk limbah masker, Anwar menganjurkan dilakukan disinfeksi terlebih dahulu, dengan cara merendam masker tersebut ke dalam larutan disinfektan.
"Kemudian dilakukan perubahan bentuk seperti digunting kainnya atau talinya, atau dirobek. Hal ini dilakukan untuk mencegah digunakan ulang," jelasnya.
Â
(Penulis: Rizki Febianto)
Advertisement