Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres mengatakan bahwa menyediakan vaksin COVID-19 merupakan ujian moral terbesar di depan komunitas global.
Dalam pertemuan virtualnya pada Rabu, Guterres menegaskan bahwa semua orang di semua tempat, harus bisa mendapatkan vaksinasi untuk virus corona.
Baca Juga
Melansir UN News pada Kamis (18/2/2021), Guterres mengatakan bahwa progres vaksinasi corona di dunia "sangat tidak merata dan tidak adil."
Advertisement
"Hanya 10 negara yang telah memberikan 75 persen dari semua vaksin COVID-19. Sementara itu, lebih dari 130 negara belum menerima satu dosis pun. Mereka yang terdampak konflik dan tidak aman berisiko tertinggal," ujarnya.
Gutteres pun mendesak agar negara-negara di dunia "berbuat lebih banyak" meski PBB dan berbagai mitranya telah membentuk COVAX Facility.
"Dunia sangat membutuhkan Rencana Vaksinasi Global untuk menyatukan semua orang dengan kekuatan, keahlian ilmiah, produksi, dan kapasitas keuangan yang diperlukan," kata Guterres.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Â
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Usulkan Satgas dari Negara G20
Guterres pun mengusulkan agar negara-negara kaya yang tergabung di G20 membentuk Satuan Tugas Darurat untuk mempersiapkan rencana, mengoordinasi pelaksanaan dan pembiayaannya.
Jagan Chapagain, Sekretaris Jenderal International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies mengatakan, penting untuk menumbuhkan kepercayaan di tengah tingginya tingkat keraguan terhapap vaksin.
Chapagain mengatakan, masyarakat saat ini bisa melihat dengan jelas ketimpangan dan ketidakadilan dalam akses vaksin COVID-19.
"Distribusi vaksin yang adil dan merata sangat penting untuk membangun kepercayaan dan menjaga perdamaian internasional dan mencegah kekerasan," katanya. "Ini lebih dari sekadar keadilan. Ini tentang menghentikan virus."
Henrietta Fore, Direktur Eksekutif UNICEF di kesempatan juga mengingatkan pentingnya kampanye imunisasi untuk melawan penyakit lain seperti campak dan polio.
"Kita tidak bisa membiarkan perang melawan satu penyakit mematikan membuat kita kehilangan tempat dalam perang melawan yang lain," kata Fore.
Advertisement