Liputan6.com, London - Pfizer dan BioNTech memulai uji klinis Fase II/III global guna mengevaluasi keamanan, tolerabilitas, dan imunogenisitas vaksin COVID-19 mereka kepada ibu hamil berusia 18 ke atas.
Senior Vice President of Vaccine Clinical Research and Development Pfizer, William Gruber, mengatakan, mereka terus mengumpulkan bukti keamanan dan efikasi untuk mendukung penggunaan vaksin kepada sub-populasi penting.
Baca Juga
"Wanita hamil memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi dan mengembangkan COVID-19 yang parah," kata Gruber seperti dikutip dari rilis resmi di laman Pfizer pada Jumat (19/2/2021).
Advertisement
"Oleh sebab itu sangat penting bagi kami untuk mengembangkan vaksin yang aman dan efektif untuk semua populasi ini," Gruber menambahkan.
Özlem Türeci, Chief Medical Officer BioNTech, menambahkan, tujuan mereka yang penting saat ini adalah memungkinkan akses secara luas terhadap vaksin COVID-19 yang efektif.
"Kami melihat implementasi awal kampanye vaksin yang sukses dengan BNT162b2 di seluruh dunia, sekarang saatnya mengambil langkah berikutnya dan memperluas program klinis kami ke populasi rentan lainnya, seperti wanita hamil," kata Türeci.
Türeci, menjelaskan, vaksinasi pada ibu hamil juga penting untuk secara potensial melindungi mereka dan generasi yang akan datang.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Studi Vaksin pada Ibu Hamil
Mengutip Global News, studi baru ini akan dilakukan pada ibu hamil di Amerika Serikat, Kanada, Argentina, Brasil, Chile, Mozambique, Afrika Selatan, Inggris, dan Spanyol.
Uji coba ini dirancang sebagai studi observasi-buta, acak, dan terkontrol plasebo, kepada sekitar 4 ribu wanita hamil sehat berusia 18 tahun atau lebih, yang divaksinasi selama 24 hingga 34 pekan kehamilan.
Dua dosis vaksin atau plasebo akan diberikan dalam selang waktu 21 hari. Setiap wanita akan berpartisipasi dalam penelitian selama sekitar 7 hingga 10 bulan.
Studi ini akan menilai keamanan bayi dari ibu hamil yang divaksinasi dan transfer antibodi yang berpotensi melindungi bayi mereka. Bayi tersebut juga akan dipantau selama kurang lebih enam bulan.
Dalam studi toksisitas perkembangan dan reproduksi vaksin pada hewan, vaksin corona Pfizer tidak menunjukkan bukti adanya kesuburan atau reproduksi dari toksisitas.
Mengutip CBS News, uji klinis ini bisa benar-benar selesai pada Januari 2023. Pfizer dan BioNtech juga berencana untuk memulai studi lain pada anak-anak berusia lebih muda, setelah sebelumnya telah meluncurkan studi pada kelompok usia anak remaja.
Advertisement