Liputan6.com, Jakarta - Vaksin Nusantara mendadak mencuri perhatian di tengah hiruk pikuk program vaksinasi COVID-19 yang tengah dijalankan di Indonesia menggunakan vaksin Sinovac. Seolah dikerjakan dalam senyap, vaksin berbasis sel dendritik itu rupanya sudah rampung uji klinis tahap pertama dan siap bergulir ke tahap berikutnya.
Vaksin Nusantara semakin menyedot perhatian ketika Terawan Agus Putranto muncul sebagai inisiator. Mantan Menteri Kesehatan itu memimpin pengembangan Vaksin Nusantara. Menurutnya, vaksin yang dikembangkan oleh timnya sebagai sebuah revolusi vaksin karena dibuat berdasarkan individual.
Baca Juga
"Kita sangat berbahagia karena ini sangat terbuka dan menarik. Sebuah revolusi di dalam vaksin yang tadinya konservatif menjadi sebuah yang individual," ujar Terawan, Selasa (16/2/2021).
Advertisement
Individual yang dimaksud Terawan yakni Vaksin Nusantara menggunakan bahan serum darah dan antigen yang diambil dari setiap penerima vaksin. Seperti dijelaskan oleh salah seorang peneliti Vaksin Nusantara, Yetty Movieta Nency, vaksin tersebut dikembangkan dengan berbasis sel dendritik autolog yang merupakan komponen dari sel darah putih. Dengan metode ini, pemberian vaksin bertujuan untuk merangsang respons imun spesifik terhadap antigen spike dari SARS CoV-2.
Sel dendritik yang telah mengenali antigen akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali dan akan memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap virus Corona.
Dikembangkan dengan metode sel dendritik, Vaksin Nusantara menjadi yang pertama di dunia. Selama ini teknologi sel dendritik biasa dilakukan untuk pengobatan kanker, melalui teknik rekombinan dengan mengambil sel lalu dikembangkan di luar tubuh, sehingga dengan teknik tersebut dapat dihasilkan vaksin.
Sosok di Balik Vaksin Nusantara
Terawan tak sendiri, ada perusahaan farmasi asal Amerika Serikat AIVITA Biomedical Corporation yang turut mendukung pegembangan Vaksin Nusantara. Meski demikian, pengembangan pertama Vaksin Nusantara dilakukan di Indonesia dan menggunakan peralatan buatan Tanah Air, seperti dikutip dari laman Dahlan Iskan, disway.id.
Amerika percaya akan kemampuan Terawan memimpim tim Vaksin Nusantara. Selama ini Terawan yang pernah menjabat Kepala RS Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto dikenal dengan terobosan terapi "brain wash"-nya.
Sosok lain yang mendampingi Terawan dalam pengembangan Vaksin Nusantara adalah pengusaha asal Surabaya Haryono Winarta atau Liu Ming Ming. Menurut Dahlan Iskan, latar belakang Haryono yang terkoneksi dengan sejumlah tokoh Tanah Air yang tengah menjabat saat ini membuatnya dipercaya mengembangkan Vaksin Nusantara.
Ming atau Haryono pernah mengenyam pendidikan tinggi di AS. Di sana, Haryono berteman dengan Erick Thohir, Sandiaga Uno, Moh Luthfi, dan Rosan Roeslani. Tiga dari empat nama itu kini menjabat menteri dalam Kabinet Indonesia Maju.
Diketahui, mertua Ming punya pabrik obat besar di Surabaya, yang selama ini juga memproduksi obat-obat resep dokter untuk pasien COVID-19. Ayahnya, kontraktor drilling minyak mentah.
Selain Terawan dan Haryono Winarta, ada pula Prof Dr Taruna Ikrar, putra bangsa asal Makassar yang menjadi dosen di University of California Irvine. Sebelum berkarier di AS, Ikrar pernah bertugas di Puskesmas Jakarta Selatan serta beberapa daerah lain. Ketika Terawan menjadi Menteri Kesehatan, Ikrar pun diangkat menjadi Ketua Konsil Kedokteran Indoensia, badan yang berperan dalam registrasi dokter, baik lulusan dalam maupun luar negeri.
Sejumlah peneliti dari Universitas Diponegoro juga terlibat dalam pengembangan Vaksin Nusantara. Sebut saja dr Djoko Wibisono, dr Muhammad Karyana, dan Dr Muchlis Achsan Udji Sofro. Menurut Dahlan Iskan, para peneliti Indonesia itu bekerja sama dengan delapan ahli vaksin dari AS yang kini berada di Semarang, membidani Vaksin Nusantara.
Advertisement
Permintaan Lisan Jokowi
Mendadak muncul dengan uji klinis pertama yang sudah rampung, tentu ada yang bertanya-tanya mengenai izin pengembangan Vaksin Nusantara. Menurut tulisan Dahlan Iskan, semua proses perizinan awal Vaksin Nusantara sudah selesai di zaman Terawan masih menjabat sebagai menteri kesehatan. Pengembangan vaksin ini juga bekerja sama dengan Balitbang Kemenkes.
Mantan Tenaga Ahli Menteri Kesehatan, Andi, mengatakan, pengembangan Vaksin Nusantara bermula dari perintah lisan Presiden Jokowi pada Terawan ketika sang dokter masih menjabat sebagai menteri kesehatan.
“Waktu itu Pak Terawan diperintah Presiden Jokowi untuk mendapatkan menvaksin COVID-19 yang aman bagi anak – anak dan pasien COVID-19 yang punya penyakit penyerta,” tutur Andi.
Menurut Andi, tim pengembangan Vaksin Nusantara dibentuk Terawan sebulan setelah menerima perintah tersebut. “Seperti kita tahu, saat ini Vaknus sudah sampai uji klinis tahap kedua,” katanya.
Memiliki Banyak Keunggulan
Semua penelitian dan uji coba Vaksin Nusantara dilakukan di RSUD dr Kariyadi Semarang, bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Vaksin Nusantara disebut memiliki banyak keunggulan dibandingkan vaksin COVID-19 lain. Pertama, Vaksin Nusantara akan bisa bisa bertahan dalam tubuh seumur hidup. Tidak seperti vaksin yang sudah ada yang hanya bertahan 9 bulan hingga 1 tahun.
Kedua, hanya perlu penyuntikan satu kali Vaksin Nusantara. Suntikan dinilai tidak akan menyakitkan karena tidak perlu dalam, cukup di bagian lemak. Berbeda dari vaksin COVID-19 yang harus disuntikkan tegak lurus agar mencapai otot lengan.
Ketiga, vaksin tidak perlu disimpan dalam suhu dingin, cukup di ruangan biasa. Dengan demikian kondisi seperti listrik mati atau kulkas penuh di Puskesmas tidak akan membuat Vaksin Nusantara rusak.
Seperti disinggung sebelumnya, pengembangan vaksin ini dilakukan di Indonesia. Relawan uji coba tahap I berasal dari masyarakat sekitar RS Kariyadi Semarang. Relawan terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari pengusaha hingga satpam dan tukang parkir rumah sakit.
Haryono atau Ming pun ikut ambil bagian dalam uji vaksin Nusantara. Pada Dahlan Iskan, Ming beserta istri dan dua anaknya telah disuntik Vaksin Nusantara pada Desember 2020.
"Saya sengaja minta divaksin lebih dulu. Kalau ada risiko, saya harus merasakan," ujar Ming seperti dikutip dari disway.id.
Untuk uji coba tahap II nanti dokter Terawan sendiri akan menjadi relawan. Demikian juga beberapa pengusaha terkemuka, termasuk Tomy Winata. Dahlan Iskan mengaku, dia dan istrinya juga minta dimasukkan dalam daftar.
Jika semua prosesnya berjalan lancar, izin guna darurat diperkirakan bisa didapat pada Mei 2021.
Advertisement