Sukses

Faktor Usia Jadi Hal Utama yang Memengaruhi Efektivitas Vaksinasi COVID-19 pada Lansia

Vaksinasi adalah salah satu cara untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19 dan mengurangi angka kematian masyarakat terutama lanjut usia (lansia).

Liputan6.com, Jakarta - Vaksinasi adalah salah satu cara untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19 dan mengurangi angka kematian masyarakat terutama lanjut usia (lansia).

Namun, Dr. dr. Kuntjoro Harimurti, Sp.PD-KGer, MSc dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (RSCM-FKUI), mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang memengaruhi efektivitas vaksin COVID-19 bagi lansia.

 “Vaksinasi pada lansia ada beberapa hal khusus yang perlu kita perhatikan karena memengaruhi keefektifan vaksin,” ujar Kuntjoro dalam seminar daring Geriatri TV, Minggu (21/2/2021).

Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah usia, lanjutnya. Ketika usia sangat lanjut maka terjadi perubahan fungsi organ dan sistem organ akibat proses menua yang salah satunya terjadi di sistem imun. Akibat perubahan ini, respons tubuh terhadap vaksin pun biasanya akan berkurang, katanya.

“Hal berikutnya adalah komorbid atau penyakit yang tidak terkontrol, kemudian kalau dia mengonsumsi banyak obat (polifarmasi).”

Malnutrisi baik kekurangan gizi atau gizi berlebih (obesitas) juga turut memengaruhi efektivitas vaksin pada lansia. Ditambah, aktivitas fisik yang rendah serta mobilitas menurun.

“Kondisi-kondisi ini dalam dunia kedokteran khususnya geriatri disebut kerentaan (tua renta/frailty).”

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Efek Samping Vaksinasi pada Lansia

Kuntjoro menambahkan, berbagai penelitian menyebutkan bahwa tidak banyak lansia yang mengalami efek samping setelah melakukan vaksinasi.

“Sekitar 20 persen subjek mengalami gejala efek samping yang sebagian besar berupa reaksi lokal dan bersifat sementara.”

Ia menambahkan, uji klinis fase I/II vaksin CoronaVac yang sudah dipublikasi menunjukkan vaksin tersebut aman untuk lansia usia 60 tahun atau lebih.

Reaksi sistemik berupa demam, fatik (lemas), dan sakit kepala hanya terjadi pada sedikit subjek. Efek-efek tersebut dapat diatasi dengan pengobatan sederhana seperti parasetamol dan istirahat.

“Perlu data yang lebih banyak dari uji klinis fase III dan pemantauan vaksinasi untuk memastikan efek samping.”

Di sisi lain, sejauh ini data Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 menunjukkan bahwa angka kematian lansia di atas 60 tahun adalah 11,89 persen atau tiga kali lipat lebih tinggi ketimbang kelompok usia 46-59 tahun yakni 3,72 persen. Maka dari itu, lansia menjadi salah satu kelompok masyarakat yang diprioritaskan sebagai penerima vaksin.

3 dari 3 halaman

Infografis Tahapan Pendaftaran Vaksinasi COVID-19 untuk Lansia