Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Jawa Barat menyiapkan mobil vaksin COVID-19. Itu dilakukan untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi tahap II di Jawa Barat, salah satu targetnya adalah kelompok lansia.
Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, selain untuk mengunjungi lansia yang menjadi sasaran penyuntikan vaksin COVID-19, kendaraan itu diharapkan dapat menjangkau sejumlah daerah terpencil.
Baca Juga
Raja Felipe dan Ratu Letizia Pamer Potret Ultah Pernikahan ke-20, Tampil Glamor bak Selebriti Hollywood
6 Potret Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Nyoblos di TPS Pilkada 2024, Berharap Pesta Demokrasi Damai
Timses Ridwan Kamil-Suswono Ungkap Hasil Real Count Internal, Nyatakan Pilkada Jakarta 2 Putaran
“Untuk lansia keterbatasan fisik itu menjadi atensi. Jadi itulah kenapa kami diizinkan oleh presiden dan menteri dalam negeri untuk menggunakan inovasi mobil vaksin. Jadi nanti jangan kaget kalau ada mobil vaksinasi di Jawa Barat muter - muter di daerah - daerah yang sulit atau menjemput lansia yang mungkin secara fisik kerepotan untuk melakukan antrian dan prosedur itu,” ujar Ridwan Kamil dalam keterangan resminya di kanal YouTube Humas Jabar, Selasa, 23 Februari 2021.
Advertisement
Ridwan Kamil mengatakan jumlah sasaran vaksinasi tahap II di Jawa Barat mencapai 6,6 juta orang. Rinciannya, terdapat 4.403.983 lansia, sementara petugas publik 2.195.215 orang.
Ridwan Kamil menjelaskan, beberapa syarat yang harus dipenuhi lansia saat akan menjalani vaksinasi COVID-19. Alasannya karena tidak semua lansia akan disuntik vaksin.
“Yaitu yang memenuhi syarat. Yang tentunya kita harapkan proporsional,” kata Ridwan Kamil.
Simak Juga Video Berikut Ini
PPKM Mikro Berjalan Efektif
Ridwan Kamil menjelaskan seiring dengan pelaksanaan vaksinasi, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro yang telah dilakukan diakuinya berjalan efektif.
Hal itu terlihat dari penurunan tingkat keterisian rumah sakit. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat per 21 Februari 2021, tingkat keterisian rumah sakit sebesar 58,1 persen, sesuai standar rujukan WHO yakni tingkat keterisian rumah sakit kurang dari 60 persen.
“Tingkat kematian di Jabar sangat rendah, itu hanya 1,12 persen. Artinya, 98 koma sekian persen itu sembuh dan proses menuju sembuh,” ucap Ridwan Kamil.
Terkait level kewaspadaan, dari data periode 8 sampai 14 Februari 2021, terdapat satu daerah Zona Merah (Risiko Tinggi) di Jawa Barat yakni Kota Cirebon. Lainnya, terdapat 21 Zona Oranye (Risiko Sedang), dan 5 Zona Kuning (Risiko Rendah).
Selain itu, Ridwan Kamil melaporkan level kewaspadaan di desa dan kelurahan di Jawa Barat. Per 11 Februari 2021, 2.350 desa dan kelurahan di Jawa Barat masuk Zona Hijau. Sedangkan yang berstatus Zona Merah hanya 340 desa dan kelurahan atau 5 persen dari total desa dan kelurahan.
"Jadi mayoritas desa dan kelurahan di Jabar itu zona hijau yakni sebanyak 54 persen. Zona Kuning 37 persen, Zona Oranye 4 persen, Zona Merah hanya 5 persen," sebut Ridwan Kamil. (Arie Nugraha)
Advertisement