Liputan6.com, Jakarta Pfizer mengumumkan pada Kamis (25/02/2021) bahwa ilmuwan mereka tengah mempelajari suntikan ketiga vaksin COVID-19 untuk mencegah versi mutasi dari virus korona.Â
Dilansir dari Dailymail UK, Pfizer ingin menentukan apakah suntikan penguat tambahan yang diberikan enam hingga 12 bulan setelah dua dosis pertama akan meningkatkan sistem kekebalan cukup untuk menangkal virus yang bermutasi.
Baca Juga
Pfizer bersama mitranya dari Jerman, BioNTech, akan menawarkan dosis ketiga kepada 144 sukarelawan. Sukarelawan tersebut diambil dari orang-orang yang berpartisipasi dalam pengujian tahap awal vaksin di Amerika Serikat tahun lalu.
Advertisement
"Tingkat mutasi pada virus saat ini lebih tinggi dari yang diperkirakan," kata Kepala Bidang Ilmiah Pfizer Mikael Dolsten kepada Reuters dalam sebuah wawancara.
Dalam studi baru, para peneliti akan memeriksa sukarelawan setelah injeksi dosis ketiga satu minggu kemudian dan satu bulan kemudian untuk melihat apakah mereka mengembangkan antibodi penetral. Antibodi penetral tidak hanya membunuh virus yang menyerang, tetapi juga mencegahnya memasuki dan menginfeksi sel.
Simak juga video berikut
Dalam tahap diskusi dengan regulator
Calon vaksin yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech menggunakan bagian dari kode genetik patogen yang disebut messenger RNA atau mRNA. mRNA berfungsi untuk membuat tubuh mengenali virus korona dan menyerangnya jika seseorang terinfeksi.
CEO Pfizer Albert Bourla mengungkapkan pihaknya melakukan investasi yang tepat dan berdiskusi dengan regulator untuk membantu memposisikan Pfizer agar berpotensi mengembangkan dan mencari otorisasi untuk vaksin atau penguat (booster) mRNA yang diperbarui jika diperlukan.
Raksasa farmasi tersebut sedang berdiskusi dengan regulator AS dan Eropa tentang riset untuk mengevaluasi dosis yang diperbarui agar lebih cocok dengan varian virus seperti B.1.351. Belum dapat dipastikan kapan Pfizer dan BioNTech akan mendapatkan hasil pada kemanjuran suntikan penguat tetapi Mikael Dolsten mengatakan data awal mungkin tersedia di awal musim panas.
Namun, baru-baru ini, Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika (FDA) mengatakan bahwa setiap perusahaan yang mengembangkan penguat akan menganalisis hasilnya dengan cepat dan tidak perlu uji kemanjuran besar untuk disetujui.
Â
Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi
Advertisement