Liputan6.com, Jakarta - Dana Smith, wanita 37 tahun di New York, Amerika Serikat, nyaris meninggal usai dirinya terkena infeksi akibat prosedur tindik hidung. Dia juga harus menjalani transplantasi hati karena kejadian itu.
Perempuan asal Queens itu dilarikan ke rumah sakit pada Januari lalu, akibat infeksi yang ternyata terkait dengan tindik hidung seharga 60 dollar (sekitar 858 ribu rupiah). Ia melakukan prosedur itu saat liburan Thanksgiving.
Baca Juga
Dikutip dari New York Post pada Selasa (2/3/2021), Smith menceritakan dirinya kehilangan nafsu makan beberapa waktu setelah memasang berlian kecil di atas lubang hidung kirinya. Dia juga mengalami sakit perut parah.
Advertisement
Mengutip Women's Health, Smith menceritakan awalnya dia mengira hal itu hanya karena stres atau asam lambung. Namun kondisi itu terjadi selama beberapa pekan. Bahkan dirinya sesaat mengira akan mengalami muntah darah.
"Saya tidak ingin pergi ke rumah sakit karena sedang COVID," katanya. "Itu sampai di titik di mana saya merasa tidak punya pilihan."
Smith lalu meminta saudarinya untuk membawanya ke rumah sakit. Dia tidak ingat apa yang terjadi selanjutnya. Ia hanya ingat melakukan USG dan terbangun dengan kabar bahwa dia telah menjalani transplantasi hati.
Â
Â
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Didiagnosis Gagal Hati yang Langka
Rupanya, Smith menjalani koma yang diinduksi tak lama setelah tiba di rumah sakit. Dokter mendiagnosis Smith dengan hepatitis B fulminan, sebuah kegagalan hati yang langka.
"Gagal hati akut terjadi ketika Anda benar-benar sehat, Anda tertular virus, dan dalam dua bulan Anda mengalami koma," kata Lewis Tepperman, direktur transplantasi di Sandra Atlas Center for Liver Disease, North Shore University Hospital, tempat Smith menjalani operasi.
Kondisi ini bisa terjadi selama delapan pekan setelah terinfeksi hepatitis, dan dapat menyebabkan koma, bahkan kematian jika tidak ditangani tepat waktu.
Dokter mencurigai tindik di hidung Smith adalah penyebabnya. Tepperman mengatakan, menurut perhitungan mereka, waktu dari saat pasien menindik hingga munculnya gejala merupakan waktu yang tepat bagi virus untuk berinkubasi.
Saat menjalani koma yang diinduksi secara medis, ia lalu dimasukkan dalam daftar transplantasi. Setelah dua hari, Smith menerima hati baru setelahnya.
Dari kejadian itu, Smith pun berharap agar ceritanya mendorong orang lain untuk tetap mencari perawatan saat mereka sakit, meski di masa pandemi. "Bahkan dengan COVID yang terjadi, Anda tetap harus memeriksakan diri karena Anda tidak pernah tahu."
Advertisement