Sukses

Studi: Varian Baru COVID-19 Bisa Menghindari Antibodi

Sebuah riset di Fakultas Kedokteran Universitas Washington, St. Louis menunjukkan bahwa tiga varian virus baru COVID-19 dapat menghindari antibodi yang melawan virus.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah riset di Fakultas Kedokteran Universitas Washington, St. Louis menunjukkan bahwa tiga varian baru virus Corona penyebab COVID-19 dapat menghindari antibodi yang melawan virus. Temuan ini dipublikasikan di jurnal Nature Medicine.

Dilansir Xinhua, Kamis (4/3/2021), untuk menilai apakah varian baru COVID-19 dapat menghindari antibodi, para ilmuwan menguji kemampuan antibodi untuk menetralkan tiga virus di laboratorium. Mereka menguji varian terhadap antibodi dalam darah orang yang telah pulih dari infeksi SARS-Cov-2 atau divaksinasi dengan vaksin Pfizer.

Selain itu, para peneliti juga menguji antibodi dalam darah tikus, hamster, dan monyet yang telah divaksinasi dengan vaksin COVID-19 eksperimental. Vaksin yang dikembangkan Fakultas Kedokteran Universitas Washington ini dapat diberikan melalui hidung.

Hasilnya, varian B117 yang ditemukan di Inggris dapat dinetralkan dengan tingkat antibodi yang sama seperti yang diperlukan untuk menetralkan virus asli. Namun, dua varian virus lainnya membutuhkan 3,5 sampai 10 kali antibodi untuk netralisasi.

Simak juga video berikut

2 dari 3 halaman

Pengujian antibodi monoklonal

Para peneliti kemudian menguji antibodi monoklonal yakni replika antibodi individu yang diproduksi secara massal yang sangat baik dalam menetralkan virus asli. 

Ketika varian virus baru diujikan terhadap panel antibodi monoklonal, para peneliti menemukan hasil yang sangat beragam, mulai dari sangat efektif sampai tidak efektif sama sekali.

"Kami belum tahu persis apa konsekuensi dari varian baru ini," kata profesor mikrobiologi molekuler dan patologi dan imunologi, Michael S. Diamond. 

"Jelas bahwa kami perlu terus menyaring antibodi untuk memastikan mereka masih bekerja saat varian baru COVID-19 muncul dan menyebar dan berpotensi menyesuaikan vaksin dan strategi pengobatan antibodi kami," tambahnya.

 

Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi

3 dari 3 halaman

Infografis