Sukses

Heboh Diet Tanpa Sayur, Bolehkah Diganti dengan Buah Saja?

Nutrisionis Dian Agnesia mengatakan sayur dan buah tidak bisa saling menggantikan.

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan, diet ala Tya Ariestya ramai diperbincangkan karena tidak memasukkan sayur dalam menu dietnya. Lalu, dalam buku The Journey of Fit Tya Ariestya disebutkan juga bahwa sayur bisa penghambat turunnya berat badan. Lalu, banyak yang kemudian berpikir untuk menggantikan sayur dengan buah. Bolehkah?

 

Nutrisionis Dian Agnesia mengatakan sayur dan buah tidak bisa saling menggantikan. Sehingga saat makan, baik yang sedang diet menurunkan berat badan atau tidak mesti memasukkan sayur dan buah dalam santapannya. 

“Tubuh kita butuh vitamin dan mineral yang ada pada sayur dan juga buah, jadi dengan mengkonsumsi keduanya akan saling melengkapi kebutuhan vitamin dan mineral dalam sehari,” jelas Dian.

Justru konsumsi buah-buahan perlu diatur. Dian menyebut buah juga mengandung gula sederhana yang tidak baik bila dikonsumsi berlebihan.

Porsi harian konsumsi buah yang dianjurkan adalah 150 sampai 200 gram. Sementara untuk sayur, jumlahnya dua kali lipat lebih banyak, yakni 400-500 gram.

Simak juga video berikut

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Manfaat Serat pada Sayur

“Sudah banyak bukti dan hasil penelitian yang menyebutkan bahwa sayur adalah bahan makanan prebiotik, yang artinya bahan makanan yang membantu menjaga keseimbangan bakteri baik di usus kita,” ungkap Dian.

Menurut Dian, meski serat tidak bisa dicerna oleh usus halus, serat akan difermentasi oleh bakteri baik. Fermentasi tersebut menghasilkan asam lemak rantai pendek (short chain fatty acid) yang memberikan banyak manfaat bagi tubuh.

“Di antaranya melindungi lapisan usus, memperlancar metabolisme tubuh, mencegah penumpukan lemak, dan banyak lagi efek positif dari mengkonsumsi serat pada sayuran,” katanya.

“Dalam proses penurunan berat badan, justru serat pada sayuran dapat membuat kita kenyang lebih lama,” tambah Dian.

3 dari 4 halaman

Fenomena diet ala artis

Diet ala artis bukan baru kali ini saja terjadi. Dian mengungkapkan, dirinya senang ketika ada artis atau influencer yang turut mempromosikan diet kepada masyarakat. Namun, ia mengingatkan agar lebih bijak sebelum membagikan dan harus berdasarkan bukti ilmiah.

“Masyarakat kita saat ini sudah lebih aware dengan isu kesehatan dan gizi. Sebagai seorang public figure yang punya banyak pengikut sebaiknya lebih bijak dan meng-share sesuatu harus berdasarkan bukti ilmiah, supaya saat ada komplain atau keluhan, si public figure bisa mempertanggungjawabkan materi yang sudah dia share,” kata Dian.

“Jadi tidak hanya sekadar aji mumpung, mumpung viral, bikin buku, tapi tidak dipikirkan dampak besarnya,” lanjutnya.

Dian pun berharap agar masyarakat lebih cermat memilih diet mana yang harus diikuti dan mana yang tidak. Pasalnya, diet atau pola makan sifatnya sangat individual sehingga tidak bisa disamaratakan semua orang.

“Sebaiknya konsul dulu lah minimal ke Registered Nutritionist sebelum melakukan diet-diet ala artis tersebut karena cocok di si artis belum tentu cocok juga di kita,” ujar Dian.

Dian juga mengingatkan untuk tetap menerapkan gaya hidup sehat sebagai ungkapan syukur kepada Sang Pencipta.

“Gaya hidup sehat itu salah satu cara kita bersyukur kepada Pencipta karena diberikan satu tubuh yang kita gunakan seumur hidup, lho. Jadi harus dijaga sebaik mungkin,” pesan Dian.

 

Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi

4 dari 4 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.