Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berkolaborasi dengan lembaga-lembaga kesehatan lain di seluruh dunia memperkenalkan Inisiatif Kanker Payudara Global atau Global Breast Cancer Initiative pada Senin (8/3/2021).
Dalam sebuah rilis, WHO menyebut lembaga ini dibentuk dengan tujuan mengurangi kematian akibat kanker payudara global sebesar 2,5% per tahun hingga tahun 2040.
Baca Juga
“Meskipun kami telah melihat kemajuan substansial dalam mengurangi kematian akibat kanker payudara di banyak negara berpenghasilan tinggi selama dua dekade terakhir, sedikit kemajuan telah dibuat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah,” kata Direktur Departemen Tidak Menular Penyakit di WHO Bente Mikkelsen.
Advertisement
“Angka kematian yang lebih tinggi di negara-negara berpenghasilan rendah ini adalah akibat dari diagnosis stadium akhir dan akses yang tidak memadai ke fasilitas perawatan berkualitas. Bersama-sama, kita dapat mengatasi ketidakadilan yang tidak dapat diterima ini," lanjutnya mengenai penanganan kanker payudara di dunia.
Simak juga video berikut
Tingkat kelangsungan hidup penderita kanker payudara
Kelangsungan hidup penderita kanker payudara pada lima tahun setelah diagnosis sekarang melebihi 80% di sebagian besar negara berpenghasilan tinggi. Angka ini cukup tinggi dibandingkan dengan India yang hanya 66% dan Afrika Selatan 40%.
Kematian dini akan meningkat ketika layanan kanker payudara tidak tersedia atau tidak terjangkau secara finansial oleh masyarakat. Hal ini berdampak pada gangguan sosial, pemiskinan, ketidakstabilan keluarga dan anak-anak yatim piatu serta mengancam pertumbuhan ekonomi.
Pentingnya mengatasi situasi ini menjadi semakin mendesak mengingat bahwa kanker payudara sekarang telah mengambil alih kanker paru-paru sebagai kanker yang paling sering didiagnosis di dunia. Menurut statistik yang dirilis oleh Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) pada Desember 2020, kanker payudara juga bertanggung jawab atas satu dari enam dari semua kematian akibat kanker pada wanita.
Direktur Global Breast Cancer Initiative Benjamin Anderson menyebut melalui Global Breast Cancer Initiative, WHO akan memberikan arahan kepada pemerintah tentang bagaimana memperkuat sistem untuk mendiagnosis dan mengobati kanker payudara yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas untuk menangani jenis kanker lainnya.
“Mitra global, pakar, dan organisasi lain akan berkumpul melalui Initiative untuk memetakan aktivitas yang ada, mengembangkan roadmap, dan membentuk kelompok kerja multisektoral untuk menangani promosi kesehatan dan deteksi dini, diagnosis kanker payudara tepat waktu, dan perawatan kanker payudara secara komprehensif juga suportif,” kata Anderson.
Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi
Advertisement