Sukses

Mengenal Hipospadia, Kondisi yang Dialami Mantan Atlet Voli Putri Aprilia Manganang

Serda Aprilia Manganang, mantan pemain Timnas Bola Voli Putri diketahui berjenis kelamin laki-laki usai pemeriksaan medis pada Februari 2021 di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Aprilia memiliki hipospadia atau kelainan pada saluran kemih dan penis.

Liputan6.com, Jakarta - Aprilia Manganang, mantan pemain Timnas Bola Voli Putri diketahui berjenis kelamin laki-laki usai pemeriksaan medis pada Februari 2021 di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Aprilia mengalami hipospadia atau kelainan pada saluran kemih dan penis.

Informasi kondisi hipospadia pada Aprilia tersebut dikonfirmasi oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa.

"Saat dilahirkan dia punya kelainan pada sistem reproduksinya, hipospadia," tutur Andika di Mabes TNI AD, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (9/3/2021).

Dikutip dari laman Rumah Sakit Universitas Indonesia, hipospadia terjadi ketika perkembangan saluran lubang kemih dan kulit penis terganggu sewaktu di dalam kandungan. Meskipun tidak selalu dijumpai pada setiap kasus hipospadia, tetapi kondisi yang sering ditemukan adalah lubang penis yang terletak pada bagian bawah penis, penis yang menekuk ke arah bawah, dan kulit penis yang berlebihan di bagian atas penis.

Melansir dari WebMD, jika hipospadia pada anak laki-laki tidak mereka tidak ditangani lebih awal, mereka mungkin harus duduk saat buang air kecil.

Ketika beranjak dewasa, mereka yang mengidap hipospadia akan mengalami masalah memiliki anak karena sulit untuk mengarahkan sperma mereka ke dalam vagina.

Prevalensi hipospadia adalah 1 per 250-300 kelahiran laki-laki. Angka tersebut meningkat 13 kali lebih mungkin pada laki-laki yang saudara dan orang tuanya menderita hipospadia.

Simak juga video berikut

2 dari 4 halaman

Belum diketahui penyebab pasti

Belum diketahui penyebab pasti dari kondisi hipospadia. Para dokter menduga faktornya adalah genetik. Hal ini mengingat kemungkinan hipospadia lebih tinggi jika anak laki-laki tersebut memiliki ayah atau saudara laki-laki yang lahir dengan hipospadia. Selain itu, kelainan ini juga terkait dengan beberapa sindrom genetik.

Di samping faktor genetik, faktor kesuburan juga diduga menjadi penyebab timbulnya hipospadia. Sang ibu mungkin telah menggunakan terapi hormon atau obat untuk membantunya hamil.

Kemungkinan bayi akan lahir dengan hipospadia juga lebih besar jika ibunya kelebihan berat badan dan berusia di atas 35 tahun ketika mengandung atau ketika lahir prematur. Ibu hamil yang menderita diabetes sebelum ia mengandung turut berkontribusi atas kemungkinan terjadinya hipospadia pada bayinya.

Diagnosis penyakit bawaan ini utamanya dengan pemeriksaan fisik. Pada kasus yang berat, dokter dapat memeriksa testis hingga kromosom untuk menentukan jenis kelamin yang sebenarnya. Selain itu, diagnosis hipospadia juga dilakukan dengan pemeriksaan ginjal dengan USG dan rontgen, mengingat hipospadia sering disertai dengan kelainan ginjal.

3 dari 4 halaman

Pengobatan Hipospadia

Pembedahan merupakan satu-satunya pilihan dan yang direkomendasikan bagi penderita hipospadia sedang hingga berat atau pada hipospadia ringan dengan derajat tekukan pada penis yang berat dan lubang penis yang sempit. 

Operasi dilakukan untuk mengoreksi bentuk penis agar dapat buang air kecil dengan normal dan mengembalikan fungsi seksual. Selain itu, tindakan operasi juga dapat membentuk saluran kemih dan menempatkan lubang penis ke ujung jika memungkinkan. 

Operasi hipospadia dapat dilakukan saat usia anak 6 bulan. Namun, kulup penis sangat penting dalam operasi ini karena dokter akan melakukan cangkok dari kulit tersebut. Oleh sebab itu, pasien dianjurkan untuk tidak disunat sebelum operasi.

 

Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi

4 dari 4 halaman

Infografis