Liputan6.com, Jakarta - Konsumsi alkohol pada ibu hamil tidak hanya membahayakan kesehatan diri sendiri, tapi juga berisiko pada janin yang sedang dikandung.
Menurut Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K) dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), 12,5 persen ibu hamil tetap minum alkohol di masa kehamilan bahkan sampai tingkat kecanduan.
Baca Juga
Salah satu dampak alkohol pada janin adalah fetal spectrum alcohol disorder atau sindrom alkohol janin. Ini adalah kelainan yang terjadi pada janin akibat ibu kecanduan alkohol selama masa kehamilan.
Advertisement
Kelainan ini dapat menimbulkan masalah fisik dan kognitif. Gejalanya dimulai sejak usia bayi hingga seumur hidup. Belum ada pengobatan definitif untuk kelainan ini, kata Rini.
"Pada percobaan binatang, paparan alkohol dalam jumlah sedang menyebabkan perubahan memori, koordinasi motorik, perilaku sosial, dan respons terhadap stres pada anak," ujar Rini dalam seminar daring FKUI, Rabu (10/3/20210).
Â
Â
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Simak Video Berikut Ini
Dampak Jangka Panjang
Rini juga menjabarkan tentang dampak potensial yang dapat terjadi pada setiap tingkat usia anak terkait penggunaan alkohol pada ibu hamil.
Pada bayi baru lahir, kelainan akibat konsumsi alkohol dapat menyebabkan kurang bulan, kehamilan kecil, pertumbuhan janin terhambat, dan mikrosefali.
Selain itu, wajah menjadi abnormal, timbulnya masalah organik (jantung, ekstremitas. otak), dan masalah sistem saraf seperti kejang dan keterlambatan motorik kasar.
Pada usia anak, masalah yang dapat timbul akibat sindrom alkohol ini adalah masalah perilaku, perhatian, dan kognitif. Diikuti juga dengan gagal tumbuh, kesulitan belajar di sekolah, dan potensi autisme.
Sedang, di masa dewasa kelainan akibat alkohol dapat menyebabkan kematian dini, masalah neurokognitif melanjut, peningkatan risiko kelainan psikiatri, dan rentan terdampak masalah sosio-ekonomi.
Nutrisi ibu hamil yang terpapar alkohol dapat pula menyebabkan kerusakan plasenta, memburuknya pertumbuhan pembuluh darah, dan terganggunya produksi pada organ yang bertanggung jawab atas pembuluh darah dan pemeliharaan plasenta.
"Dampaknya pada tumbuh kembang anak adalah menurunkan lintasan pertumbuhan tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala saat lahir sampai usia 10 tahun setelah terpapar alkohol," tutupnya.
Advertisement