Sukses

Wamenkes: Vaksin Merah Putih Eijkman Diprediksi Bisa Uji Klinis Tahap I pada Juni 2021

Wamenkes Dante juga menyebutkan ada beberapa inisiator lain yang ikut mengembangkan vaksin COVID-19 dalam Vaksin Merah Putih.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan bahwa Vaksin Merah Putih yang dikembangkan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman diprediksikan dapat memulai uji klinis tahap pertama pada Juni 2021.

Hal ini diungkap oleh Wamenkes Dante dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI pada Rabu (10/3/2021), yang disiarkan secara terbuka di kanal Youtube DPR RI.

Dalam pemaparannya, Dante mengatakan bahwa Vaksin Merah Putih yang Lembaga Eijkman, merupakan vaksin COVID-19 yang menggunakan platform subunit protein rekombinan dengan sistem ekspresi ragi dan mamalia.

Saat ini, proses pengembangan vaksin Eijkman telah mencapai tahap selesai uji laboratorium.

"Prediksi ke depan bahwa seed vaksin oleh Lembaga Eijkman itu akan mencapai uji praklinis kira-kira April sampai Mei 2021. Kemudian uji klinis fase pertama mudah-mudahan kita bisa kejar sampai nanti Juni 2021," kata Dante.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tahap Pengembangan Berbeda-beda

Dante mengungkapkan ada beberapa inisiator Vaksin Merah Putih selain Eijkman, yaitu: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga (Unair), dan Universitas Padjajaran (Unpad).

Dante mengatakan, setiap inisiator tersebut memiliki platform pengembangan vaksin yang berbeda-beda.

"Posisi tahap pengembangannya tersebut juga berbeda-beda. Ada yang sudah selesai uji laboratorium, ada yang selesai uji praklinis pada mamalia besar," kata pakar diabetes molekuler tersebut.

"Fase berikutnya untuk beberapa peneliti juga tergantung pada kemampuan mereka untuk melakukan developing tahap awal dari uji praklinis, yang dilakukan di masing-masing laboratorium yang bekerja sama dengan kami semua," ujarnya.

Ia juga menyebut telah menyusun panel ahli independen untuk melakukan monitoring dan evaluasi pengembangan vaksin. Beberapa yang dilihat di sini adalah tingkat perlindungan, efektivitas, keamanan, kemudahan proses produksi, dan distribusi.

3 dari 3 halaman

Infografis 3 Cara Vaksin Covid-19 Picu Kekebalan Tubuh

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.