Sukses

BPOM Singgung soal Vaksin Nusantara Belum Diuji ke Hewan, Ini Jawaban Terawan

BPOM menyentil Vaksin Nusantara belum diuji ke hewan, ini jawaban Terawan Agus Putranto.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI 'menyentil' Vaksin Nusantara belum diuji ke hewan. Tahap yang dimaksud adalah uji praklinik sebagaimana tahapan pembuatan vaksin pada umumnya.

Menanggapi hal itu, pengagas Vaksin Nusantara yang juga mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan Vaksin Nusantara yang berbasis sel dendritik autolog atau komponen dari sel darah putih sudah melewati tahap praklinik uji hewan.

""Saya sudah WhatsApp-kan hasil uji praklinik mengenai vaksin safety (keamanan) dan efikasi oleh pihak ketiga di Amerika Serikat. Nah, itu sudah dikerjakan, maka kami tidak melakukan lagi (uji praklinik) di Indonesia," ujar Terawan saat Rapat Bersama Komisi IX DPR RI di Gedung DPR, Komplek Senayan, Jakarta, ditulis Jumat (12/3/2021).

"Hasilnya sudah ada. Sudah kami kirimkan ke BPOM. Soal uji praklinik sel dendritik untuk Vaksin Nusantara ke binatang ini juga sudah Saya konsultasikan dengan Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin, Prof Chaerul Nidom Anwar."

Uji praklinik merupakan salah satu tahap penting untuk menentukan melanjutkan uji klinis terhadap manusia atau tidak. Dalam hal ini berkaitan dengan keamanan vaksin.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Laporan Uji Praklinik Hewan Sel Dendritik Belum Diterima BPOM

Chaerul Nidom Anwar menambahkan, laporan uji praklinik hewan terhadap sel dendritik untuk Vaksin Nusantara yang diperoleh dari AS sudah sesuai. Menurutnya, sudah masuk syarat dilakukan untuk uji klinik kepada manusia.

"Sudah dilakukan ke tikus, kelinci sampai monyet. Jadi, Saya melihat apa yang dilaporkan sudah sesuai dengan yang biasa kami lakukan untuk (proses pembuatan) kandidat vaksin," tambahnya.

"Di sini kami lakukan uji toksisitas. Saya melihat tidak ada perubahan apa-apa (efek) menggunakan sel dendritik untuk pembuatan vaksin."

Sementara itu, Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan pihaknya belum menerima laporan hasil uji praklinik Vaksin Nusantara. Demi memastikan keamanan, BPOM jauh-jauh hari meminta hasil uji praklinik tersebut.

Teknologi sel dendritik sudah biasa digunakan pada terapi kanker, dalam pembuatan Vaksin Nusantara, ada antigen yang ditambahkan. Antigen berfungsi menghasilkan respons imun.

"Jangan sampai kita memberikan kepada manusia suatu produk yang belum terjamin aspek keamanannya," tegas Penny.

3 dari 3 halaman

Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca