Sukses

Masalah Ketersediaan, Alasan Indonesia Belum Bisa Suntik 1 Juta Vaksin COVID-19 per Hari

Menkes pun mengatakan bahwa di semester kedua tahun 2021, jumlah penyuntikan vaksin COVID-19 akan ditingkatkan hingga sekitar 1,5 juta dalam sehari

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan alasan Indonesia saat ini belum bisa mewujudkan satu juta penyuntikan vaksin COVID-19 dalam sehari.

"Di bulan Januari dan Februari, vaksin yang tersedia cuma tiga juta. Itu sebabnya kita suntiknya cuma 100 ribu," kata Menkes Budi dalam Peresmian Grab Vaccine Center di Tangerang Selatan, Banten pada Sabtu (13/3/2021).

"Kalau kita suntiknya satu juta sehari, tiga hari habis. Nanti protes semua bupati, semua walikota, karena tidak ada vaksin buat menyuntik rakyatnya. Itu sebabnya kita atur di 100 ribuan," sambung Budi Gunadi.

Dia melanjutkan, di bulan Maret dan April, diperhitungkan akan tersedia rata-rata 10 juta vaksin setiap bulannya. Menurut Budi, hal ini membuat jumlah penyuntikan dalam sehari diatur menjadi sekitar 300 ribu.

"Supaya pas satu bulan semua vaksinnya bisa terserap," kata Menkes.

Menkes Budi menambahkan, pada Mei dan Juni, jumlah vaksin COVID-19 yang tersedia akan naik menjadi sekitar 20 juta dosis. "Kita akan naikkan secara bertahap dari hari ini 300 ribuan, menjadi sekitar 600 ribu sampai 700 ribu vaksinasi," kata mantan Wakil Menteri BUMN itu.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Keterbatasan Vaksin

Hingga bulan Juni, Indonesia diprediksi baru bisa memiliki sekitar 70 hingga 80 juta vaksin. Menurut Budi, ini berarti 24 persen dari total kebutuhan vaksin.

"Jadi pesan saya dua. Yang pertama rakyat disabarkan. Karena memang keterbatasan dari vaksinnya. Hanya 24 persen dari populasi kita yang akan disuntik," kata Budi Gunadi.

Ia pun meminta agar pemberian vaksin COVID-19 didasarkan pada prioritas dan berbasis risiko, yaitu pada tenaga kesehatan dan lansia.

Budi melanjutkan, pesan keduanya adalah terkait ketersediaan vaksin. Ia mengatakan bahwa 75 persen dari populasi baru bisa mulai divaksinasi pada bulan Juli.

"Vaksin ini tidak merata tersedianya di semester kedua. Akibatnya kepepet kita di semester kedua. Hitung-hitungan saya harus 1,5 juta suntik per hari," kata Budi.

Maka dari itu Budi pun meminta agar penyedia layanan vaksinasi untuk dapat bersiap sejak saat ini, agar nantinya dapat melakukan pelayanan vaksinasi COVID-19 dengan jumlah yang lebih besar ke depannya.

3 dari 3 halaman

Infografis Benarkah Sudah Divaksin Masih Bisa Kena Covid-19?