Liputan6.com, Jakarta - Amerika Serikat (AS) menyimpan botol vaksin COVID-19 yang pertama kali resmi disuntikkan di negara tersebut pada Desember 2020 di museum. Rencananya pada tahun depan, benda itu akan dipamerkan ke publik.
Pada 10 Maret lalu, Smithsonian's National Museum of American History, mengumumkan bahwa mereka telah memperoleh botol vaksin virus corona Pfizer-BioNTech, yang isinya telah disuntikkan ke penerima pertama vaksin corona di negara itu.
Baca Juga
Suntikan pertama vaksin COVID-19 di AS sendiri dimulai pada 14 Desember 2020, dan diberikan kepada seorang perawat bernama Sandra Lindsay di New York.
Advertisement
Dikutip dari Live Science pada Senin (15/3/2021), beberapa benda lain yang diterima Smithsonian adalah kartu vaksinasi Lindsay, kartu identitas, serta baju kerja yang digunakan perawat tersebut.
Benda-benda ini disumbangkan oleh Northwell Health, tempat Lindsay bekerja. Selain itu, mereka juga mengirimkan bahan pengiriman khusus yang diperlukan untuk menjaga vaksin tetap dalam suhu sangat dingin.
"Artefak yang sekarang bersejarah ini mendokumentasikan tidak hanya kemajuan ilmiah yang luar biasa, tetapi juga mewakili harapan yang ditawarkan kepada jutaan orang yang hidup melalui krisis berjenjang akibat COVID-19," kata Anthea M. Hartig, Direktur Museum Smithsonian.
Hartig menambahkan, pihak museum menginginkan obyek yang mereka simpan dapat "menceritakan kisah lengkapnya." Hal inilah yang membuat mereka juga mendapatkan berbagai peralatan pendukung lainnya.
"Kurator kami sangat tertarik dengan proses dan pengemasannya," kata juru bicara museum Melinda Machado dikutip dari AP News. "Kisah tentang vaksin tidak hanya tentang apa yang ada di lengan Anda."
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Simpan Benda-Benda Terkait Pandemi COVID-19
Tak cuma vaksin, sejak April 2020, museum Smithsonian telah mengkoleksi berbagai benda yang terkait pandemi COVID-19, serta dampaknya terhadap kehidupan masyarakat.
Beberapa di antaranya seperti plastik sampah yang digunakan tenaga kesehatan saat kehabisan Alat Pelindung Diri, serta penanda dukungan bagi mereka yang dalam isolasi.
Benda-benda terkait COVID-19 ini akan bergabung dengan koleksi di bidang medis museum tersebut.
Salah satu yang mereka simpan adalah salah satu dari batch pertama vaksin polio, yang dikembangkan dokter Jonas Salk di tahun 1955, jarum suntik dan kartu vaksinasi tahun 1955, mesin paru-paru besi, jantung buatan, dan dokumentasi terkait AIDS.
Pada pekan lalu, Anthony Fauci, pakar imunologi top AS, juga menyumbangkan sebuah model virus corona COVID-19 dari plastik yang merupakan miliknya pribadi.
Pihak museum tidak yakin apakah benda-benda terkait pandemi dapat segera dipamerkan saat museum akan dibuka akhir tahun ini. Namun mereka berencana memamerkan koleksi tersebut, sebagai bagian dari pameran yang lebih besar di tahun depan.
Advertisement