Sukses

Pembekuan Darah Usai Suntik Vaksin AstraZeneca, Otoritas Obat Eropa: Tidak Ada Indikasi karena Vaksinasi

Dalam beberapa hari terakhir beberapa negara di seluruh dunia telah menangguhkan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca setelah adanya laporan pembekuan darah pada orang-orang yang menerima suntikan vaksin tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam beberapa hari terakhir, beberapa negara di seluruh dunia telah menangguhkan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca setelah adanya laporan pembekuan darah pada orang-orang yang menerima suntikan vaksin tersebut. Kendati demikian, belum ada bukti bahwa suntikan vaksin ini menyebabkan pembekuan darah.

Dikutip dari Associated Press, Otoritas Obat Eropa (EMA) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut data yang tersedia tidak menunjukkan vaksin AstraZeneca menyebabkan pembekuan dan masyarakat harus terus diimunisasi. 

"Tidak ada indikasi vaksinasi menyebabkan kondisi tersebut (pembekuan darah)," jelas EMA.

EMA mengatakan jumlah laporan pembekuan darah pada orang yang menerima vaksin AstraZeneca tidak lebih tinggi daripada mereka yang belum mendapatkan suntikan.

Sementara itu, pihak AstraZeneca telah meninjau data pada 17 juta orang yang menerima dosis vaksin ini di seluruh Eropa. Perusahaan produsen vaksin tersebut mengungkapkan tidak ada bukti peningkatan risiko penggumpalan darah di semua kelompok usia atau jenis kelamin di negara mana pun.

Inggris telah memberikan 11 juta dosis vaksin AstraZeneca kepada warganya, jumlah paling banyak dari yang diberikan negara-negara lain. Inggris melaporkan dari sekitar 11 orang yang mengalami pembekuan darah setelah disuntik tidak ada yang terbukti disebabkan oleh vaksin tersebut.

Simak juga video berikut

2 dari 3 halaman

Penyelidikan lebih lanjut

Setiap kali vaksin diluncurkan secara luas, para ilmuwan mengharapkan masalah kesehatan serius dan kematian yang akan dilaporkan hanya terjadi secara acak dalam kelompok yang begitu besar, yakni jutaan orang yang telah menerima suntikan. Meskipun begitu, sebagian besar dari laporan tersebut umumnya tidak berkorelasi dengan vaksin.

Namun, karena vaksin COVID-19 masih dalam tahap percobaan, suntikan tersebut dianggap eksperimental karena vaksin baru dikembangkan pada tahun lalu, sehingga tidak ada data jangka panjang untuk vaksin tersebut. Para ilmuwan pun terus menyelidiki setiap kemungkinan bahwa suntikan tersebut dapat memiliki beberapa efek samping yang tidak terduga.

EMA saat ini tengah menyelidiki apakah dosis vaksin AstraZeneca dan vaksin COVID-19 lainnya yang dibuat oleh Pfizer-BioNTech juga Moderna Inc dapat menyebabkan rendahnya tingkat trombosit darah pada beberapa pasien. Pasalnya, trombosit darah yang rendah dapat menyebabkan memar dan pendarahan.

 

Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi

3 dari 3 halaman

Infografis