Sukses

Rasio Puskesmas di Jawa Barat Belum Baik, Ini Upaya Pemprov Menanggulanginya

Gubernur Jawa Barat M. Ridwan Kamil, ST, M.ud, mengatakan bahwa salah satu kunci keberhasilan melawan pandemi COVID-19 di Jawa Barat adalah dengan mengoptimalkan peran puskesmas.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Barat M. Ridwan Kamil, ST, M.ud, mengatakan bahwa salah satu kunci keberhasilan melawan pandemi COVID-19 di Jawa Barat adalah dengan mengoptimalkan peran puskesmas.

“Oleh COVID-19 ini, kami diajari banyak hal, ternyata salah satu keberhasilan melawan COVID-19 adalah melalui ujung tombak yang bernama puskesmas,” ujar Ridwan mengutip rilis, Rabu (17/3/2021).

Namun, lanjutnya hingga kini puskesmas yang dimiliki Jawa Barat hanya sekitar seribu untuk 50 juta penduduk. Dengan demikian, rasio puskesmas di Jawa Barat masih terbilang belum baik.

“Penduduk kami banyak, dan terletak pada wilayah geografis yang berbeda-beda, sehingga tantangan kami adalah dengan keterbatasan memaksimalkan pelayanan.”

“Rasio puskesmas kami masih belum baik. Puskesmas kami hanya seribuan lebih untuk 50 juta orang, sementara di Thailand dengan penduduk 70 juta ada sepuluh ribu puskesmas.”

Melihat hal tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) mulai berupaya meningkatkan peran puskesmas dengan membuat program Puskesmas Terpadu dan Juara (PUSPA).

Program ini merupakan kolaborasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang didukung oleh Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) dalam memperkuat respons penanganan COVID-19 di puskesmas.

Program ini merekrut 500 tenaga kesehatan sebagai petugas lapangan yang akan ditugaskan di 100 puskesmas di 12 kota/kabupaten di Jawa Barat dan baru dilepas pada Selasa 16 Maret kemarin.

Menurut Ridwan, Program PUSPA bertujuan menguatkan upaya deteksi, lacak kasus, edukasi publik terkait 3M, menyiapkan vaksinasi COVID-19 hingga memastikan pemenuhan layanan kesehatan esensial di Jawa Barat.

COVID-19 juga mengajarkan kami bahwa setiap pihak harus berkolaborasi. Salah satu upaya kami melalui Program PUSPA yang menerjemahkan nilai-nilai keilmiahan, inovasi, dan juga kolaborasi.”

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Mengerahkan Pemuda

Dalam rilis yang sama, Penasihat Senior untuk Direktur Jenderal WHO Bidang Gender dan Pemuda, Diah Saminarsih, M.Sc, mengatakan bahwa tenaga kesehatan profesional muda memiliki peran sentral dalam upaya membangun kesehatan selama pandemi.

Sebelumnya ia menjelaskan bahwa 500 tenaga kesehatan yang terpilih dalam program PUSPA adalah para profesional muda yang memiliki keahlian di bidang medis.

“Kenapa orang muda? Pertama, orang-orang muda secara natural memiliki keinginan untuk mengubah, berinovasi, dan membuat sesuatu yang baru serta berdaya juang tinggi,” kata Diah.

Kedua, orang-orang muda ini juga ahli dalam bidangnya. Dalam Program PUSPA ini mereka adalah dokter, bidan, perawat, hingga ahli kesehatan masyarakat yang memiliki bekal akademis yang baik.

Terakhir, WHO juga memprioritaskan pelibatan pemuda yang bermakna untuk mempercepat tercapainya target selamatkan hidup tiga miliar orang di dunia.

Bulan Desember lalu, lanjut Diah, WHO sudah membuat konsil pemuda sebagai platform mempercepat keterlibatan pemuda dalam pembangunan, aksi, dan implementasi kesehatan.

“Salah satu contohnya yang terjadi sekarang ini di Provinsi Jawa Barat melalui orang-orang muda dalam Program PUSPA,” tutupnya.

 

3 dari 3 halaman

Infografis 4 Manfaat Penting Vaksinasi COVID-19