Liputan6.com, Jakarta Survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) pada 2017 menunjukkan bahwa peminum alkohol yang terdiri dari 70 persen pria dan 58 persen wanita adalah remaja usia 15-19 tahun.
Banyaknya peminum alkohol usia remaja tak lepas dari 4 faktor yang disampaikan Dr. dr. Kristiana Siste, Sp.KJ(K) dari Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Baca Juga
Keempat faktor tersebut yakni iklan, varian, aksesibilitas dan oplosan.
Advertisement
“Kenapa alkohol itu menarik untuk remaja dan dewasa muda? Karena memang ada intensitas iklan alkohol pada remaja dan dewasa muda terutama secara daring,” ujar Siste dalam seminar daring FKUI, ditulis Rabu (17/3/2021).
Remaja dan dewasa muda adalah generasi milenial yang sangat erat dengan penggunaan media daring, kata Siste. Mereka sangat rentan membuka situs-situs tertentu dan terekspos iklan alkohol sebanyak 2 hingga 4 kali per hari.
Dari sisi varian, industri alkohol mendesain produk spesifik terhadap target pasar. Contoh, alkohol berperisa untuk populasi perempuan yang kemudian dikenal sebagai alcopops.
“Alcopops adalah alkohol dengan rasa dan level tertentu sehingga membuat daya tarik yang lebih tinggi daripada alkohol biasa.”
Simak Video Berikut Ini
Aksesibilitas dan Oplosan
Faktor lain yang membuat ketertarikan remaja terhadap konsumsi alkohol meningkat menurut Siste adalah aksesibilitas mendapatkan minuman tersebut yang cenderung mudah.
“Kurang ketatnya regulasi pembelian alkohol terutama secara daring melalui marketplace, jadi saat ini sangat mudah” katanya.
Faktor terakhir adalah oplosan. Edukasi yang kurang baik membuat para remaja mencari alternatif pengganti alkohol yang malah lebih berbahaya karena mengandung campuran dari berbagai bahan.
“Edukasi yang kurang tersebar tentang bahaya penggunaan alkohol, mereka hanya merasa alkohol itu bisa mengurangi kecemasan dan membuat mereka lebih percaya diri.”
Konsumsi oplosan marak terjadi karena lebih mudah didapatkan ketimbang alkohol lain dan harganya pun jauh lebih murah.
“Sehingga yang sering dipakai oleh populasi remaja dan dewasa muda adalah miras oplosan. Banyak sekali yang akhirnya mengalami kematian akibat miras oplosan ini,” tutupnya.
Advertisement