Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan beberapa strategi yang bisa diambil dari penanganan pandemi COVID-19, untuk menanggulangi tuberkulosis (TB/TBC).
Dalam Puncak Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia tahun 2021, Budi Gunadi mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan akan melakukan upaya yang lebih agresif dalam menanggulangi TB.
Baca Juga
Hal pertama yang dipelajari dari pandemi adalah bagaimana mendapatkan kualitas data dan digitalisasi laporan yang lebih baik. "COVID-19 mendidik kita bagaimana masalah data ini," kata Menkes, ditulis Kamis (25/3/2021).
Advertisement
"Kalau kita tidak rapi mengumpulkan data, meminta laporan, meminta semua lab memasukkan data, meminta semua rumah sakit baik itu pemerintah, puskesmas, maupun klinik swasta, kita tidak akan memiliki informasi yang lengkap untuk mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan yang tepat."
Sehingga menurut Budi, langkah untuk memperbaiki data mengenai TBC di Indonesia harus dilakukan.
Budi mengatakan Indonesia telah banyak melakukan investasi terkait kelengkapan infrastruktur di seluruh fasilitas kesehatan, demi menangani COVID-19. "Banyak kemiripan yang harusnya bisa kita replikasi, bisa kita ulang, bisa kita gunakan untuk menangani TBC," katanya.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
3T dalam Penanganan TBC
Di sini, Budi mengatakan bahwa alat-alat yang telah dimanfaatkan dalam penanganan pandemi COVID-19, dapat digunakan untuk lebih disiplin melakukan testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan), serta treatment berupa karantina atau isolasi pada pasien tuberkulosis.
"Itu semua harusnya bisa kita lakukan bersama-sama. Mumpung saat pandemi COVID-19 ini dialokasikan dana yang cukup besar, kenapa tidak sekalian kita manfaatkan untuk mengatasi masalah TBC ini?"
Mantan Wakil Menteri BUMN ini menambahkan, semua hal yang terkait dengan penyakit pernapasan, juga terkait dengan infrastruktur dan tempat tinggal masyarakat yang harusnya juga mendapatkan perbaikan.
"COVID-19 membutuhkan sekolah-sekolah yang jauh lebih terbuka. Membutuhkan rumah-rumah yang bersirkulasi dan berjendela baik. Dan itu saya rasa di TBC pun sama," kata Budi Gunadi.
"Jadi bagaimana kita bisa memanfaatkan semua alokasi anggaran yang diberikan terkait dengan COVID-19 ini juga untuk membereskan infrastruktur di level grass root, agar prevalensi TBC bisa kita turunkan."
Budi Gunadi juga menyebutkan, di pandemi COVID-19, gerakan di level masyarakat yang dilakukan bersama-sama dapat mengurangi beban dari penanganan penyakit. "Hal ini sekaligus harus kita gunakan juga untuk kasus TBC."
Advertisement