Liputan6.com, Jakarta - Menjaga tubuh agar tidak dehidrasi berarti harus menjaga kebutuhan cairan tubuh. Namun, kebutuhan cairan tubuh tiap orang akan berbeda tergantung kondisi iklim, pakaian, dan intensitas serta durasi latihan atau olahraga.
Dilansir dari laman American Heart Association, dokter kedokteran olahraga John Batson yang juga merupakan sukarelawan American Heart Association menyebut bahwa orang yang banyak berkeringat perlu minum air putih lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh.
Baca Juga
Sementara itu pada kondisi medis tertentu, seperti diabetes atau penyakit jantung, juga perlu minum lebih banyak air. Hal yang sama juga perlu dilakukan oleh orang dengan fibrosis kistik karena tingginya konsentrasi natrium dalam keringatnya.
Advertisement
Tubuh yang terhidrasi dengan baik membuat jantung lebih mudah memompa darah melalui pembuluh darah ke otot dan ini membantu otot bekerja secara efisien.
“Jika Anda terhidrasi dengan baik, jantung Anda tidak harus bekerja keras,” kata Batson.
Simak Juga Video Berikut
Kapan Tubuh Sudah Dalam Kondisi Dehidrasi?
Batson mengatakan ketika seseorang merasakan haus artinya ia sudah mengalami dehidrasi. Hal yang paling mudah dilakukan untuk memeriksa hidrasi tubuh adalah dengan memperhatikan warna urin. Jika urin cenderung pucat dan bening artinya tubuh terhidrasi dengan baik. Namun, jika gelap, tubuh perlu mendapatkan lebih banyak cairan.
Untuk mengetahui berapa banyak cairan yang dibutuhkan, Batson menganjurkan menimbang berat badan sebelum dan sesudah berolahraga. Hal tersebut dimaksudkan untuk melihat seberapa banyak tubuh kehilangan cairan lewat keringat.
“Untuk satu pon keringat yang hilang, itu adalah satu liter air yang harus Anda isi kembali,” ungkap Batson.
Namun, bila tubuh tidak berkeringat selama aktivitas fisik yang berat dapat menjadi pertanda dehidrasi hingga menyebabkan kelelahan akibat panas.
Dehidrasi tidak bisa dianggap sepele. Pasalnya, ketika kebutuhan cairan tubuh tidak terpenuhi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan mulai dari kaki bengkak atau sakit kepala, bahkan penyakit yang mengancam jiwa seperti heat stroke.
Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi
Advertisement