Liputan6.com, Jakarta Refleksi Satu Tahun Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet dengan jargon Pantang Pulang Sebelum Corona Tumbang rupanya bukan sekadar ucapan. Jargon ini dibuktikan dengan tenaga kesehatan dan medis dari berbagai daerah di Tanah Air yang tak lelah melayani pasien COVID-19.
Saat acara Malam Puncak Peringatan Satu Tahun RSD Wisma Atlet, Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Doni Monardo menyampaikan bahwa para pahlawan kemanusiaan ini bekerja penuh semangat dan dedikasi tinggi.
Advertisement
"Bahkan para tenaga kesehatan rela berminggu-minggu meningalkan keluarga demi kesembuhan pasien COVID-19. Perjuangan para tenaga kesehatan tidak lepas dari semangat pantang menyerah," ujar Doni di Kemayoran, Jakarta, ditulis Kamis, 25 Maret 2021.
Jargon Pantang Pulang Sebelum Corona Tumbang, kata Doni, buah karya tekad yang disampaikan Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet, Letkol TNI Laut Muhammad Arifin. Tekad itu bertujuan membangkitkan semangat para tenaga kesehatan.
Di balik jargon tersebut, ada sebuah cerita. Tatkala jargon hendak digaungkan, Letkol Arifin sempat akan dipindahtugaskan ke tempat lain. Melihat semangatnya menangani COVID-19, Doni membantu untuk membatalkan proses mutasi tersebut.
"Saya mendapatkan permintaan dari Letkol Arifin, karena beliau hendak dipindah tugaskan sebagai pejabat di tempat lain. Sementara beliau sudah mencanangkan sebuah slogan, Pantang Pulang Sebelum Corona Tumbang,"Â kata Doni melalui keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com.
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Pengaturan Shift hingga Relaksasi Tenaga Medis RSD Wisma Atlet
Koordinator RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Tugas Ratmono, pernah menceritakan, pihaknya menjaga kesehatan fisik dan mental para tenaga medis yang bertugas di RSD Wisma Atlet. Terlebih lagi beban psikologis yang cukup besar tatkala melayani pasien yang terus berdatangan.
Pengaturan shift bertugas agar dokter maupun perawat tercukupi istirahat menjadi perhatian utama. Hal ini juga sebagai bentuk relaksasi supaya mereka kembali semangat melayani pasien COVID-19 dan tidak rentan sakit.
"Kami sudah memereka sudah kita atur sedemikian rupa bagaimana cara kerja shift. Kami harapkan mereka tetap dalam kondisi yang betul-betul secara psikologis terjaga,"Â kata Tugas dalam dialog pada Februari 2021.
"Kemudian ada pendampingan psikologi. Kami siapkan juga hiburan buat mereka, seperti nonton film untuk memotivasi dan dinikmati bersama-sama. Ada juga badminton, pingpong. Ini menjadi bagian penting, bagaimana para tenaga kesehatan tetap sehat," Tugas melanjutkan.
Secara umum, setiap shift tenaga medis di RSD Wisma Atlet bertugas selama 8 jam kerja. Masing-masing tim terdiri atas tim besar dan kecil sebanyak 5 tim. Relaksasi pun tercukupi, tenaga kesehatan baru kerja lagi kerja 32 jam kemudian. Ada waktu sehari lebih mereka bisa istirahat dengan cukup.
"Jadi, selama istirahat itu nakes bisa ikut berbagai macam kegiatan yang bisa meningkatkan kebugaran. Tujuannya juga, agar kualitas layanan nakes betul-betul dijaga optimal,"Â ujarnya.
Advertisement