Liputan6.com, Jakarta - Dokter spesialis penyakit dalam Matthew Mintz yang berbasis di Maryland Amerika Serikat menyebut olahraga sebelum tidur memang dapat membuat tidur lebih nyenyak. Namun, ada beberapa kondisi yang malah bikin sulit tidur usai berolahraga malam.
Mintz mengungkapkan bahwa ketika seseorang sedang berolahraga, kelenjar adrenalnya akan aktif membuat adrenalin yang juga dikenal dengan epinefrin.
Baca Juga
"Epinefrin menggerakkan jantung dengan kecepatan tinggi dengan meningkatkan detak jantung," jelas Mintz seperti dikutip dari laman Livestrong.
Advertisement
Hal ini berdampak pada peningkatan aliran darah dan peredaran oksigen ke otot untuk membantu kinerja otot secara keseluruhan. Efek dari epinefrin juga mirip seperti kafein yang merupakan stimulan untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Ini bagus untuk olahraga, tapi belum tentu bagus untuk tidur," kata Mintz.
Dengarkan Tubuh Anda
Mintz menyebut manfaat olahraga sebelum tidur dapat berbeda-beda untuk setiap orang, sebagian merasa jadi lebih gampang tertidur, sedangkan yang lain merasa lebih sulit untuk tidur.
"Bagi sebagian orang, peningkatan epinefrin mungkin merangsang dan membuat sulit untuk tidur. Bagi yang lain, kelelahan setelah olahraga yang baik sebenarnya dapat mendorong tidur,” ungkapnya.
“Intinya adalah Anda benar-benar perlu mendengarkan tubuh Anda untuk menentukan apa ini (olahraga sebelum tidur) tepat bagi Anda,” lanjut Mintz.
Jika dirasa olahraga sebelum tidur dapat membuat tidur lebih nyenyak, Mintz merekomendasikan untuk menyiapkan jeda waktu setidaknya satu jam dari selesainya olahraga ke waktu tidur. Namun, bagi yang kesulitan tidur, dianjurkan untuk memberi selisih waktu yang lebih banyak atau bahkan jangan melakukan olahraga sebelum tidur.
Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi
Advertisement