Sukses

Tunda Waktu Tidur di Malam Hari, Studi: Remaja Paling Sering Melakukannya

Studi menemukan bahwa remaja menjadi golongan usia yang paling sering menunda waktu tidur.

Liputan6.com, Jakarta - Menunda waktu tidur sering kali kita lakukan, mungkin karena tuntutan pekerjaan yang harus segera diselesaikan atau kesulitan untuk terlelap cepat. Namun, apa jadinya jika anak remaja yang menunda waktu tidur di malam hari? Apa alasan hingga mereka rela mengurangi waktu tidur? Padahal tidur di malam hari penting untuk dicukupi ketika masa pertumbuhan.

Dilansir dari Medical News Today, fenomena menunda waktu tidur pertama kali diangkat dalam studi yang dilakukan oleh Dr. Floor Kroese, Ilmuan Perilaku bersama rekannya. Studi ini dipublikasikan di Frontiers in Psychology pada tahun 2014.

Dalam studi tersebut dijelaskan bahwa penundaan waktu tidur dilakukan tanpa alasan yang jelas. Tidak ada tuntutan eksternal untuk seseorang harus menunda waktu tidur.

Studi serupa yang diterbitkan di Jurnal Internasional Penelitian Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat pada tahun 2020, menemukan bahwa remaja menjadi golongan usia yang paling sering menunda waktu tidur.

Alasan dibalik penundaan waktu tidur yang dilakukan oleh para remaja rata-rata sepele dan bukan hal penting. Mereka rela menyisihkan waktu tidur hanya untuk menonton video, mendengarkan musik, atau chatting.

 

Simak Juga Video Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Dampak Bagi Kesehatan

Banyak penelitian menunjukkan bahwa kekurangan waktu tidur yang cukup dan tidur kurang berkualitas mengganggu kesehatan fisik dan mental.

Para peneliti menemukan keterkaitan antara tidur dengan kemampuan fokus, produktifitas, suasana hati, berat badan, kesehatan jantung, dan lainnya.

Seorang psikolog dan pendiri konseling online Makin Wellness, mengatakan bahwa kurang tidur, mengganggu proses pengambilan keputusan dan menghadapi tantangan keesokan harinya, serta terganggu kinerja kognitif lainnya merupakan edek negatif dari penundaan tidur.

3 dari 4 halaman

Tips Tidur Lebih Nyenyak

Untuk menghentikan perilaku menunda-nunda waktu tidur dapat dilakukan dengan memperbaiki kualitas tidur.

Terapis Karl Rollison menyarankan untuk menghindari screen time (waktu menatap layar) sebelum tidur.  

“Menggunakan gadget satu jam sebelum tidur dapat menggangu otak untuk rileks, karena memaksa untuk memberikan otak informasi, video, atau gambar dengan warna-warna cerah. Anda dapat memilih buku sebagai gantinya.

Pembatasan jumlah cahaya atau semakin gelap lingkungan untuk tidur, maka semakin efisien tubuh memproduksi hormon melatonin yang mempercepat seseorang terlelap. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan penutup mata sebelum tidur.

Selain menghindari waktu layar dan menggunakan penutup mata, tidur lebih nyenyak juga dapat didapat dengan cara mandi dengan air hangat sebelum tidur. Cara ini juga dapat mengurangi tingkat stres.

Studi tahun 2019 mengatakan keefektifitasan mandi air hangat dapat diperoleh apabila dilakukan pada 1 atau 2 jam sebelum tidur.

 

 

Penulis: Rissa Sugiarti

 
4 dari 4 halaman

Infografis Manfaat Tidur Cukup Mampu Mencegah Risiko Penularan COVID-19