Sukses

Gawat, 95 Persen Orang Indonesia Kurang Makan Sayur dan Buah

Malasnya mengonsumsi buah dan sayur mengakibatkan jumlah pasien penyakit tidak menular meningkat

Liputan6.com, Jakarta - Spesialis gizi klinik Rumah Sakit Pondok Indah - Bintaro Jaya, dr Diana F Suganda SpGK, mengatakan, konsumsi buah dan sayur orang Indonesia memprihatinkan.

Berdasarkan data-data mengenai asupan harian secara total yang ada pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, proporsi konsumsi buah dan sayur masyarakat di tanah air kurang dari lima porsi per hari.

Tidak kaget jika kemudian melihat prevalensi penyakit tidak menular (PTM) yang juga meningkat dalam kurun lima tahun. Kondisi ini berbanding terbalik dengan penyakit menular yang justru mengalami penurunan.

"ISPA, Malaria, diare, berkurang. Namun, penyakit tidak menular, meningkat. Biasanya penyakit ini disebabkan lifestyle atau perubahan tingkat laku," kata Diana dalam webinar Refleksi Setahun Pandemi: Masyarakat Semakin Abai atau Peduli belum lama ini.

Penyakit-penyakit tidak menular yang meningkat tersebut, lanjut Diana, terdiri dari kanker, stroke, ginjal kronik, diabetes melitus, hipertensi, dan kesehatan mental.

"Kita bisa lihat bahwa ternyata dalam lima tahun, dari 2013 ke 2018, penyakit infeksi menurun. Jadi, pemerintah sudah bisa menurunkan insiden infeksi," kata Diana.

"Kita tidak ngomongin infeksi Covid sekarang ya, ini beda," Diana menekankan.

 

Simak Video Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Konsumsi Buah dan Sayur Orang Indonesia Memprihatinkan

Terkait data konsumsi buah dan sayur yang ada di Riskesdas 2018, Diana, mengatakan, persentase jumlah orang yang makan kurang dari lima porsi buah dan sayur mencapai 95 persen,"Ini tinggi sekali di Indonesia.".

Padahal, lanjut Diana, semestinya konsumsi buah dan sayur per hari sekitar delapan sampai sembilan porsi. Sementara yang kurang dari lima porsi hampir 95 persen.

"Hanya 4,5 persen masyarakat Indonesia yang mengonsumsi lebih dari lima porsi buah dan sayur. Jadi, kebayang ya. Dari data-data ini, buah dan sayur saja kurang, apalagi untuk yang lain," kata Diana.

Sayangnya, yang terdapat di Riskesdas hanya data konsumsi buah dan sayur. Untuk data-data lainnya seperti karbohidrat, protein, dan lemak, tidak dicek.

"Yang dicek ini hanya data konsumsi buah dan sayur pada penduduk usia di atas lima tahun, yang dianggap sudah makan makanan keluarga," ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Konsumsi Gizi Seimbang

Sementara agar tubuh sehat dan mencegah terjadinya obesitas, manusia dituntut untuk mengonsumsi gizi seimbang. Baik makronutrisi maupun mikronutrisi.

Di kehidupan sehari-hari, kata Diana, semua zat gizi harus ada di dalam menu makanan setiap hari.

"Gampangnya seperti pedoman Isi Piringku Kementerian Kesehatan. Jadi, asupan makanan kita dalam satu piring harusnya seperti ini, bagi piring jadi tiga bagian. Isi 1/3 dengan makanan pokok (karbohidrat), 1/3 aneka sayur, 1/3 gabungan lauk hewani, nabati, dan buah. Dan, jangan lupa minum air putih delapan gelas per hari," Diana menjelaskan.