Sukses

Tim Peneliti Malang Ungkap Alasan Mahalnya Plasma Konvalesen untuk Pasien COVID-19

Ketua Konsil Kedokteran Indonesia dr. Putu Moda Arsana, SpPD-KEMD, FINASIM mengungkap beberapa alasan terkait mahalnya Plasma Konvalesen untuk penyintas COVID-19

Liputan6.com, Jakarta Ketua Tim Peneliti Plasma Konvalesen Malang dan Ketua Konsil Kedokteran Indonesia dr. Putu Moda Arsana, SpPD-KEMD, FINASIM mengungkap beberapa alasan terkait mahalnya plasma konvalesen yang diberikan kepada pasien COVID-19.

Menurutnya, mungkin banyak orang berpikir kalau penyintas COVID-19 yang mau mendodonorkan plasma konvalesen selama ini tidak menerima bayaran apapun, dia bahkan bersedia menyumbangkan darahnya. Tapi kenapa masih tinggi biaya plasma konvalesen ini?

"Karena untuk mendapatkan plasma konvalesen ini sangat sulit. Biasanya pasien yang titer-nya tinggi itu hanya 20 persen dari pendonor yang punya fenotipe seperti itu, jadi tidak semua penyintas diterima," katanya, melalui webinar bertajuk Gejala Long COVID-19 dan Pentingnya Donor Plasma Konvalesen, Sabtu (27/3/2021).

Alasan lain, kata Putu, untuk mengolah plasma konvalesen butuh alat khusus dan kantong khusus. "Juga, pada saat diambil harus diberikan albumin untuk plasma yang hilang. Inilah yang mengakibatkan penerima plasma konvalesen harus membayar mahal."

 

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Plasma konvalesen efektif meringankan gejala COVID-19

Putu mengatakan, sejauh ini, pemberian plasma konvalesen sangat efektif bagi pasien COVID-19. Hal ini ia dan tim peneliti dari Malang membuktikannya.

"Dari hasil penelitian, secara subjektif orang yang diberikan plasma konvalesen lebih cepat membaik. Waktu rawat inapnya lebih cepat dan respons badannya lebih enak," katanya.

3 dari 3 halaman

Infografis 6 Kriteria Penyintas Covid-19 Donor Plasma Konvalesen.