Liputan6.com, Jakarta Anda mungkin tak percaya bahwa pengaruh lingkungan bisa membuat perubahan pada organ intim, seperti penis pada laki-laki. Hal ini diungkap para ahli kesehatan lingkungan yang memperingatkan selama bertahun-tahun bahwa polusi udara dapat berdampak pada semua aspek kesehatan.
Ditambah penjelasan dari buku yang ditulis oleh seorang profesor kedokteran lingkungan dan kesehatan masyarakat di Icahn School of Medicine at Mount Sinai in New York City, Shanna H. Swan, MD, yang menunjukkan bahan kimia industri membuat penis menyusut, juga memengaruhi kesuburan.
Baca Juga
Dr. Swan adalah peneliti terkemuka yang telah bekerja selama lebih dari 25 tahun untuk mencoba memahami dampak bahan kimia terhadap lingkungan dan kesehatan kita. Jadi saat dia bilang penisnya menyusut karena polusi, perlu diperhatikan.
Advertisement
Sementara banyak orang membuat lelucon tentang penis menyusut di media sosial, buku Swan didasarkan pada sains, dan ini memiliki implikasi dunia nyata.
"Saya telah berbicara dengan para ilmuwan dan organisasi ilmiah dan menerbitkan penelitian tentang efek kesehatan reproduksi dan lingkungan ini selama bertahun-tahun," kata Dr. Swan, dikutip dari Health.
Dengan bukunya ini, ia mengatakan ingin menjangkau sebanyak mungkin orang dan mengarahkan perhatian mereka pada krisis saat ini dalam kesehatan reproduksi serta bahan kimia di lingkungan dan faktor gaya hidup kita yang mendorong perubahan ini.
Apakah Benar Penis bisa Menyusut?
Dr. Swan membenarkan hal ini dan bahwa itu terjadi sejak di dalam rahim. "Ketika seorang wanita hamil memiliki konsentrasi bahan kimia dalam tubuh yang lebih tinggi seperti ftalat, yang menurunkan kadar testosteron, perkembangan alat kelamin bayi laki-lakinya akan terganggu. Ini menghasilkan apa yang dinamai 'sindrom ftalat', yang mencakup ukuran penis yang lebih kecil," jelas Dr. Swam.
Dr. Swan mempublikasikan data tentang hal ini pada tahun 2005. Karyanya, yang terbit di jurnal Environmental Health Perspectives, menghubungkan phthalates (bahan kimia buatan manusia yang banyak digunakan dalam mainan, deterjen, cat kuku, sabun, dan banyak lagi) dengan perubahan fisik pada anak laki-laki.
Hasilnya, mereka yang lahir dari ibu dengan konsentrasi ftalat yang lebih tinggi dalam tubuh, mereka cenderung memiliki ukuran penis yang lebih kecil pada pemeriksaan 12 bulan dan testis yang belum sepenuhnya turun. Penelitian tambahan menemukan hasil yang serupa.
Simak Video Berikut Ini:
Terkait dengan Kesuburan?
Di negara-negara Barat masalah reproduksi pria yang meningkat sekitar 1 persen setiap tahun. Ini termasuk penurunan kadar testosteron dan penurunan jumlah sperma, yang dapat memengaruhi kesuburan. Bahkan menurut data World Bank, tingkat kesuburan di dunia menurun sekitar 1 persen setiap tahun. Ini juga memengaruhi wanita karena tingkat keguguran di AS juga meningkat sekitar 1 persen setiap tahun.
Dr. Swan menyebutkan "perubahan jumlah sperma dan ukuran negatif kesehatan reproduksi lainnya yang mengkhawatirkan. Perubahan ini didorong oleh kombinasi pilihan gaya hidup yang buruk dan ratusan bahan kimia yang terpapar orang setiap hari di seluruh dunia," tambahnya.
Penjelasan ini juga disetujui oleh pakar lain, ssalah satunya asisten profesor urologi di Northwestern University Feinberg School of Medicine di Illinois, Joshua A. Halpern, MD. Namun menurtunya penelitian ini tidak sempurna, karena sangat sulit untuk melihat ke belakang dan membandingkan kelompok pria yang berbeda dari waktu ke waktu. Sehingga masih perlu penelitian yang lebih baik untuk menentukan apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa jelasnya, dikutip dari Health.
Sementara spesialis kesehatan wanita Jennifer Wider, MD, mengatakan buku ini diteliti dengan baik yang ditulis oleh seorang ahli yang dihormati di bidangnya.
Apa yang dapat Anda lakukan?
Dr. Swan menyarankan khususnya untuk menghindari paparan bahan kimia pengubah hormon dan menjalani gaya hidup sehat.
"Salah satu strategi mudah adalah menukar wadah penyimpanan makanan plastik dan botol di dapur Anda dengan gelas kaca, keramik, atau logam. Ini akan membantu mengurangi paparan bahan kimia pengubah hormon, yang tidak hanya penting bagi wanita hamil dan pasangan yang merencanakan kehamilan, tetapi untuk semua orang karena paparan bahan kimia ini dapat memiliki efek riak jangka panjang pada kesehatan Anda," kata Dr. Swan.
Dr. Wider juga menyarankan untuk menghindari bahan kimia phtalates (bisa digunakan dalam produksi plastik).
Adapun Dr. Halpern menyarankan untuk memiliki pola makan sehat, olahraga teratur, dan mengurangi stres untuk kesehatan secara keseluruhan, termasuk kesuburan. Menurutnya, meskipun sulit menghindari beberapa racun dalam produk yang sering digunakan setiap hari, setidaknya berusahalan untuk menjauhi paparan yang jelas berbahaya, seperti rokok dan bahan kimia berbahaya.
Advertisement