Sukses

Yayasan Plan Indonesia Luncurkan Panduan untuk Picu Kesadaran terkait Pentingnya Cuci Tangan Pakai Sabun

Cuci tangan pakai sabun (CTPS) menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan di era pandemi COVID-19. Pasalnya, CTPS menjadi salah satu upaya mencegah terjadinya penularan COVID-19 yang virusnya bisa menyebar melalui tangan.

Liputan6.com, Jakarta Cuci tangan pakai sabun (CTPS) menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan di era pandemi COVID-19. Pasalnya, CTPS menjadi salah satu upaya mencegah terjadinya penularan COVID-19 yang virusnya bisa menyebar melalui tangan.

Guna menjadikan CTPS sebagai kebiasaan di masyarakat, Yayasan Plan Indonesia melalui kerja sama dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta dukungan dari DFAT Australia meluncurkan “Panduan Pemicuan Perubahan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun di Sekolah/Madrasah dan Masyarakat.”

Menurut pihak Plan Indonesia, panduan ini tidak hanya untuk memicu perubahan perilaku, tapi juga untuk membantu melengkapi berbagai dokumen yang sudah ada, seperti panduan pemicuan 5 Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Komunitas.

Water for Women Project Manager, Yayasan Plan International Indonesia, Silvia Landa, mengatakan perubahan perilaku CTPS adalah hal yang sangat sederhana tapi belum tentu semua orang mau melakukannya.

“Sehingga butuh sedikit dorongan atau sedikit pemicu dan untuk memicu ini butuh panduan untuk mendukungnya,” ujar Silvia dalam seminar daring Katadata, Rabu (31/3/2021).

Penyusunan panduan ini dilatarbelakangi dengan situasi perilaku CTPS yang semakin menurun di masyarakat. Padahal, Indonesia masih dalam situasi pandemi di mana CTPS adalah salah satu cara mencegah penularannya, tambah Silvia.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Hanya 45 Persen yang Melakukan CTPS dengan Benar

Menurut survei yang telah dilakukan pihak Plan Indonesia, ditemukan bahwa hanya ada 45 persen orang yang melaksanakan perilaku CTPS yang benar.

“Metode pemicuan ini kami pilih karena merupakan bagian dari program nasional yang sudah dituangkan dalam Permenkes nomor 3 tahun 2014.”

Metode ini menetapkan tiga pilar utama yakni regulasi melalui pendekatan lingkungan, suplai dan sarana, serta perubahan perilaku.

“Dalam panduan ini, perubahan perilaku itu musti dipicu agar perilaku cuci tangan pakai sabun ini dapat menetap di anak-anak maupun masyarakat.”

Penyusunan panduan ini juga merupakan salah satu upaya untuk memperkaya panduan-panduan yang sudah ada. Misal, sebelumnya telah ada informasi tentang opsi sarana CTPS, tapi belum ada panduan yang khusus untuk metode pemicuan CTPS di masyarakat dan di sekolah.

“Oleh karena itu, kita bersama-sama menyusun panduan ini,” katanya. 

3 dari 3 halaman

Infografis 3 Keajaiban Cuci Tangan Saat Pandemi COVID-19