Liputan6.com, Jakarta - Kekurangan zat besi menjadi permasalahan nutrisi yang dapat dialami oleh satu dari tiga anak di Indonesia. Risiko mengalami kekurangan zat besi ini berpotensi lebih tinggi terjadi pada anak yang tidak cocok dengan susu sapi.
Menurut ahli nutrisi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. DR. Dr. Saptawati Bardosono, MSc., zat besi merupakan salah satu nutrisi penting untuk mendukung pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak, termasuk pada anak yang memiliki kondisi tidak cocok dengan susu sapi.
Baca Juga
Penting bagi orangtua untuk mencukupi kebutuhan zat besi anak, selain untuk mendukung tubuh kembang anak agar hasilnya maksimal, juga terhindar dari efek buruk kekurangan zat besi.
Advertisement
Efek buruk dari kekurangan zat besi dapat mengakibatkan prestasi akademik menurun, mudah terserang penyakit, mengalami gangguan permanen pada sistem motorik dan sensorik, serta terhambatnya pertumbuhan fisik.
Simak Juga Video Berikut Ini
Gejala Anak Tak Cocok Susu Sapi
Tidak cocok susu sapi, menjadi salah satu tantangan kesehatan yang sering dialami anak-anak. Gejala yang muncuk dari kondisi ini berbeda-beda pada setiap anak. Tetapi umumnya muncul ruam merah gatal, bengkak, bersin-bersin, pilek, batuk, mata berair, sakit perut, muntah atau diare.
Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(K), M.Kes mengatakan, selain timbulnya gejala, tidak cocok susu sapi juga membuat anak rentan mengalami kekurangan nutrisi penting.
“Adanya risiko kekurangan zat besi yang lebih tinggi pada anak yang tidak cocok susu sapi dapat disebabkan karena anak mengalami pembatasan jenis asupan makanan yang tidak sesuai, serta adanya risiko inflamasi pada saluran cerna, sehingga dapat menyebabkan anak tidak memperoleh kecukupan asupan nutrisi penting,” ujar Prof. Budi pada Festival Soya Generasi Maju pada Rabu, 31/3/2021.
Advertisement
Konsultasikan Segera
Permasalahan kekurangan nutrisi akibat anak tidak cocok susu sapi, baiknya segera dikonsultasikan dengan dokter anak. Pasalnya kondisi ini mengharuskan anak mendapat diagnosa dan penanganan yang tepat.
Orangtua perlu lebih tanggap dalam menghadapi kondisi anak yang demikian. Karena pemenuhan nutrisi harus cukup.
Prof Budi mengingatkan bahwa permasalahan anak yang tidak cocok dengan susu sapi tidak bisa diremehkan, karena dampaknya umum ditemukan pada usia awal kehidupan.
Pengganti Protein Susu Sapi
Tidak perlu khawatir bagi Ibu yang menghadapi kondisi anak tidak cocok susu sapi dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya. Tenaga kesehatan atau dokter menganjurkan beberapa pilihan pengganti protein susu sapi, seperti protein terhidrolisa ekstensif atau asam amino.
Namun, jika keduanya sulit untuk didapatkan, isolat protein soya dapat diberikan menjadi pengganti protein susu sapi.
Prof Budi mengungkapkan bahwa banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa, pola pertumbuhan, kesehatan tulang dan fungsi metabolisme, penyerapan zat mineral tubuh, fungsi saraf dan hormonal anak-anak yang mengonsumsi isolat protein soya tidak berbeda dengan anak-anak yang mengonsumsi susu sapi.
Advertisement
Berikan Nutrisi Kedua
Selain pemenuhan zat besi lewat isolat protein soya, Ahli Nutrisi juga menyarankan untuk memenuhi kombinasi zat besi dan vitamin c. Karena, pembatasan makanan yang tidak tepat pada anak tidak cocok susu sapi dapat menyebabkan asupan nutrisi zat besi tidak adekuat.
“Tidak hanya zat besi, kombinasi zat besi dan vitamin c dengan rasio yang sesuai dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi di dalam tubuh anak,” ujar Prof. Tati.
Oleh karena itu, penting untuk memberikan anak sumber nutrisi yang kaya akan kedua nutrisi tersebut,
Sumber makanan yang mengandung zat besi dapat diperoleh dari daging merah, ayam, ikan, sayuran, juga dilengkapi dengan susu isolat protein soya yang mengandung zat besi dan vitamin c, agar pertumbuhan anak tetap maksimal.
Penulis: Rissa Sugiarti
Infografis Gejala COVID-19 pada Anak
Advertisement