Sukses

3 Kunci Keberhasilan Penerapan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Menurut Pokja AMPL

Mengubah perilaku masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan seperti cuci tangan pakai sabun (CTPS) memerlukan upaya-upaya pendukung.

Liputan6.com, Jakarta - Mengubah perilaku masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan seperti cuci tangan pakai sabun (CTPS) memerlukan upaya-upaya pendukung.

Seperti disampaikan Ketua Pelaksana Harian Kelompok Kerja (Pokja) Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL), Oswar Mungkasa. Menurutnya, setidaknya ada 3 kunci keberhasilan program penerapan CTPS di masyarakat.

Ketiga kunci tersebut yakni kolaborasi, kampiun, dan momentum.

Kolaborasi dapat dilakukan berbagai pihak, baik pemerintah maupun non pemerintah, ujarnya.

“Menurut saya kata kuncinya adalah kolaborasi, jadi jika ke depannya kita ingin menjadikan ini (CTPS) sebagai gerakan yang lebih dahsyat lagi tentunya kolaborasi tetap menjadi kata kunci,” ujar Oswar dalam seminar daring Plan Indonesia, ditulis Kamis (1/4/2021).

Ia menambahkan, kolaborasi itu lebih dari koordinasi. Kolaborasi itu betul-betul berkerja bersama. Sedang, Koordinasi, lebih ke berkerja sendiri, membicarakan bersama, kemudian kerja lagi sendiri-sendiri.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Kunci Kedua

Kunci kedua dalam meraih keberhasilan penerapan perilaku CTPS adalah kampiun atau pelaku-pelaku perubahan.

“Sekarang kita punya kampiun anak-anak sekolah, mereka sebenarnya agen perubahan. Jadi, saya yakin betul jika anak sekolah dan sekolahnya sendiri menjadi kampiun maka program ini akan ‘meledak’ dalam waktu lima hingga 10 tahun ke depan.”

Ia menambahkan, pada akhirnya anak-anak tersebut di masa depan akan menjadi orang dewasa yang membawa perubahan tentang kebiasaan baik CTPS.

3 dari 4 halaman

Momentum

Kunci ketiga yang dapat menentukan keberhasilan program CTPS menurut Oswar adalah momentum atau waktu yang tepat.

“Saat ini kita punya momentum yaitu pandemi COVID-19. Ini secara umum negatif, tapi ini menjadi momentum buat kita untuk kemudian membuat CTPS ini bergerak,” katanya.

Dulu, lanjutnya, cuci tangan pakai sabun itu dilakukan secara suka rela, tapi sekarang benar-benar menjadi kebutuhan.

“Kalau enggak cuci tangan awas nanti kena COVID.”

Terakhir, ia berharap ke depannya peran semua pihak dapat membantu keberhasilan program CTPS ini.

4 dari 4 halaman

Infografis 3 Keajaiban Cuci Tangan Saat Pandemi COVID-19