Liputan6.com, Jakarta Bagaimana perasaan Anda ketika kekasih memberikan hadiah berupa bunga atau cokelat? Anda mungkin bahagia. Namun, terkadang ada perasaan untuk membalasnya. Jadi, bagaimana harusnya ketika memberi atau menerima hadiah dalam sebuah hubungan asmara?
Psikolog klinis, Leslie Becker-Phelps Ph. D, mengatakan, semua orang suka dengan hadiah. Ketika itu datang dari orang yang kita sayangi, tentu itu sungguh berarti.
Baca Juga
"Ketika berbicara tentang hadiah, sebenarnya ada hal sosial yang rumit yang sedang berlangsung: bagaimana kita memberi dan menerima dapat memiliki arti yang luar biasa dalam hubungan kita," kata Phelp dikutip dari buku Love The Psychology Of Attraction: A Practical Guide to Successful Dating and a Happy Relationship.
Advertisement
Menurutnya, kebanyakan orang cenderung merasa bahwa pemberian di satu sisi menciptakan ketidakseimbangan dalam hubungan yang perlu kita perbaiki. Mereka pun jadi seperti memiliki utang untuk memberikan hadiah balasan, meski tidak harus dengan jenis hadiah yang sama, tetapi sesuatu yang kira-kira nilainya sama, baik dalam biaya atau upaya.
Namun, Phelps mengingatkan, apabila pemberian hadiah ini terkesan dilihat dari harganya, maka pikirkan lagi. Karena menurut Phelps sebenarnya komponen inti dalam berhubungan itu tak dilihat dari harga.
Â
Apakah Perlu dibalas Hadiah?
Antropolog Laura Bohannan menggambarkan sebuah contoh saat tiba di komunitas Tiv di Nigeria. Wanita setempat memberinya berbagai hadiah kecil, seperti ayam atau beberapa tomat.
Bohannan tidak tahu bagaimana menanggapinya sampai dua teman barunya menjelaskan: dia perlu memberikan hadiah sebagai balasannya. Tetapi hadiahnya tidak sama persis nilainya, bisa nilainya lebih sedikit atau kurang.
Dengan cara itu, "utang" tentu terlihat sedikit tidak seimbang tidak peduli siapa yang memberi apa, namun hubungan persahabatan berlanjut tanpa batas. Memberi hadiah yang persis sama adalah pertanda Anda tidak ingin lagi berteman.
Dalam setiap budaya, psikolog mengamati perbedaan antara apa yang mereka sebut "norma sosial" dan "norma pasar" dalam pertukaran hadiah di sebuah hubungan di mana imbalannya adalah rasa keterkaitan. Faktanya, bukti menunjukkan bahwa kita dapat melakukan lebih banyak untuk hubungan sosial daripada untuk hadiah finansial.
Ketika Anda berusaha menyeimbangkan hubungan asmara, kata Phelps, memberikan hadiah itu menjadi bahasa yang halus untuk mengomunikasikan perasaan Anda tentang nilai satu sama lain, bukan perang harga.
Tapi, berhati-hati jika hadiahnya itu harganya fantastis tanpa persetujuan Anda. Phelps bilang, pada dasarnya, pemberi hadiah tersebut mungkin mencoba menciptakan rasa berutang, yang dapat menandakan motif pelecehan.
"Apa yang Anda inginkan adalah hubungan di mana Anda masing-masing peka terhadap selera pasangan Anda, hadiah yang bijaksana bisa mengungkapkan banyak hal tentang seberapa dekat Anda mengamati dan sangat menghargai seseorang," jelasnya.
Â
Advertisement