Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi yang dilakukan Northwestern Medicine menyatakan bahwa vaksin COVID-19 selain aman untuk wanita hamil, juga dapat menularkan antibodi pelindung kepada bayi mereka.
Studi tentang manfaat vaksin COVID-19 bagi ibu hamil tersebut baru diterbitkan pada 1 April 2021 melalui The American Journal of Obstetrics and Gynecology.
Baca Juga
"Ini adalah cara yang sangat bagus untuk melindungi bayi Anda secara pasif karena, sayangnya, virus ini tidak akan hilang dalam waktu dekat," kata penulis senior Dr. Emily Miller, sekaligus merupakan asisten profesor obstetri dan ginekologi di Northwestern University, seperti dilansir dari Fox10Phoenix.
Advertisement
Studi tersebut mengambil sampel sebanyak 27 wanita hamil yang telah menerima vaksin Pfizer atau Moderna pada trimester ketiga mereka, serta darah tali pusat dari 28 bayi mereka yang baru lahir.
Hasil studi menemukan para wanita tersebut menunjukkan respons kekebalan yang kuat setelah vaksinasi, sekaligus menunjukkan bahwa vaksin akan melindungi wanita hamil dari COVID-19.
Bagi kebanyakan pasien, antara vaksinasi dan persalinan lebih banyak dikaitkan dengan transfer antibodi COVID yang lebih efektif ke bayi.
Dari total sampel tersebut, hanya tiga bayi baru lahir yang tidak memiliki antibodi positif saat lahir dan itu terjadi pada ibu yang baru menerima vaksin pertama kurang dari tiga minggu sebelum tanggal persalinan.
Sedangkan para ibu yang menerima dosis vaksin COVID-19 kedua sebelum persalinan juga menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk mentransfer antibodi kepada anaknya.
Â
Simak Video Berikut Ini:
Ahli sarankan ibu hamil mendapatkan vaksin COVID-19
"Kami sangat menyarankan agar mendapatkan vaksin saat hamil. Tetapi jika Anda takut vaksinasi dapat membahayakan bayi, data ini justru memberi tahu kami sebaliknya. Vaksin adalah mekanisme untuk melindungi bayi Anda, dan semakin cepat Anda mendapatkannya, semakin baik."
Namun karena vaksin baru tersedia sejak Desember 2020, sehingga tidak ada cukup waktu untuk mengumpulkan data tentang bagaimana vaksinasi trimester pertama atau trimester kedua akan mempengaruhi ibu dan anak. Dan terlalu dini untuk mengetahui berapa lama antibodi tersebut akan bertahan, tulis peneliti.
Miller berhipotesis bahwa itu akan mengarah pada transfer antibodi yang lebih efisien.
Vaksin COVID-19 saat itu juga hanya terbatas pada petugas kesehatan dan lansia. Sehingga sebagian besar peserta wanita hamil yang berpartisipasi dalam penelitian ini bekerja di bidang medis.
Advertisement