Liputan6.com, Jakarta - Setiap 7 April diperingati sebagai Hari Kesehatan Sedunia. Perayaan ini dimulai sejak First Health Assembly pada 1948 dan ditetapkan sebagai peringatan internasional pada 1950.
Perayaan ini bertujuan menciptakan kesadaran tentang tema kesehatan tertentu untuk menyadari prioritas yang menjadi perhatian dari World Health Organization (WHO).
Baca Juga
Mengutip kampanye di laman resminya pada Rabu (7/4/2021), selama 50 tahun terakhir, Hari Kesehatan Sedunia telah menyoroti isu kesehatan penting seperti kesehatan mental, perawatan ibu dan anak, hingga perubahan iklim.
Advertisement
Tahun 2021, WHO mengangkat isu "Building a fairer, healthier world for everyone" atau apabila diterjemahkan yaitu: "Membangun dunia yang lebih adil dan sehat untuk semua orang."
"Kami menyerukan tindakan untuk menghilangkan ketidakadilan kesehatan, sebagai bagian dari kampanye global selama setahun, untuk menyatukan orang-orang untuk membangun dunia yang lebih adil dan lebih sehat," tulis WHO.
Kampanye tersebut menyoroti prinsip konstitusional WHO yaitu "menikmati standar kesehatan tertinggi yang dapat dicapai adalah salah satu hak dasar setiap manusia tanpa membedakan ras, agama, keyakinan politik, kondisi ekonomi atau sosial."
Â
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Dampak Pandemi COVID-19
Hari Kesehatan Sedunia tahun 2021 tidak terlepas dari pandemi COVID-19. WHO mengungkapkan bahwa situasi tersebut semakin menyoroti ketidaksetaraan akses kesehatan di dunia.
Menurut mereka, COVID-19 berdampak paling parah pada komunitas yang rentan, lebih terpapar penyakit, cenderung tidak memiliki akses ke layanan kesehatan yang berkualitas, dan lebih mungkin mengalami dampak merugikan sebagai akibat tindakan untuk mengatasi pandemi.
WHO menyebutkan, beberapa orang bisa hidup lebih sehat dan memiliki akses yang lebih baik ke layanan kesehatan dibandingkan yang lainnya.
Namun, di seluruh dunia, beberapa kelompok berjuang untuk memenuhi kebutuhan dengan sedikit pendapatan harian, memiliki kondisi perumahan dan pendidikan yang lebih buruk, dan lebih sedikit peluang kerja.
Selain itu, ada juga yang masih mengalami ketidaksetaraan gender lebih besar, dan memiliki sedikit atau tak ada akses ke lingkungan yang aman, air dan udara bersih, ketahanan pangan dan layanan kesehatan."
"Hal ini menyebabkan penderitaan yang tidak perlu, penyakit yang bisa dihindari, dan kematian dini. Dan itu merugikan masyarakat dan ekonomi kita."
Menurut WHO ketidakadilan tersebut dapat dicegah. Mereka pun menyerukan para pemimpin negara untuk memastikan setiap orang memiliki kondisi hidup dan kerja yang kondusif, untuk kesehatan yang lebih baik.
"Pada saat yang sama kami mendesak para pemimpin untuk memantau ketidakadilan kesehatan, dan memastikan semua orang dapat mengakses layanan kesehatan yang berkualitas kapan dan di mana pun mereka membutuhkannya."
Advertisement