Sukses

Olahraga Saat Hamil Tak Perlu Berlebihan

Latihan prenatal atau olahraga selama masa kehamilan memiliki segudang manfaat. Sebagian besar olahraga dapat dilakukan, tetapi jangan berlebihan.

Liputan6.com, Jakarta - Latihan prenatal atau olahraga kehamilan memiliki segudang manfaat. Sebagian besar olahraga dapat dilakukan, tetapi jangan berlebihan.

Dilansir dari OnHealth, wanita hamil saat berolahraga disarankan untuk menjaga detak jantung agar tidak lebih dari 70 persen detak jantung maksimum. Seiring berkembangnya masa kehamilan, aktivitas dan intensitas latihan prenatal pun perlu disesuaikan. Semakin bertambahnya usia kehamilan, sebaiknya pilih latihan prenatal yang tidak membutuhkan banyak keseimbangan atau koordinasi.

Beberapa latihan prenatal yang umum dilakukan mencakup latihan aerobik, resistensi, dan fleksibilitas. Namun, aktivitas lain seperti berenang, berjalan kaki, bersepeda stasioner dalam ruangan, melangkah atau mesin elips, atau kelas aerobik berdampak rendah bisa sangat bermanfaat. Latihan tersebut juga memiliki risiko cedera yang rendah pada sang ibu atau janinnya.

Latihan kardiovaskular sekitar 15 menit  juga dapat dilakukan. Saat berlatih, pantau detak jantung Anda, kemudian perlambat dan kurangi intensitas kardio secara bertahap. Kemudian, akhiri dengan beberapa peregangan lembut. Namun, tentu saja sebelum melakukan latihan, penting untuk mengawalinya dengan pemanasan lima menit dan peregangan lima menit. 

Menjaga hidrasi tubuh juga tak boleh luput dari perhatian. Anda dianjurkan minum air 20-30 menit sebelum mulai berolahraga dan selama latihan.

Simak Juga Video Berikut

2 dari 3 halaman

Latihan Prenatal Tidak Dianjurkan Bagi Wanita Hamil Pada Kondisi Tertentu

Tak hanya menjaga kesehatan, olahraga selama kehamilan atau latihan prenatal juga memperbaiki postur tubuh hingga menghilangkan stres.

Manfaat lainnya adalah membangun stamina yang diperlukan saat persalinan dan mencegah diabetes yang berkembang selama kehamilan (diabetes gestasional).

Namun, beberapa wanita sebaiknya tidak berolahraga selama kehamilan. Jika Anda memiliki kondisi medis seperti asma, penyakit jantung, atau diabetes, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum berolahraga.

Selain itu, latihan prenatal juga tidak dianjurkan bagi wanita dengan kondisi kehamilan tertentu, seperti pendarahan atau bercak, letak plasenta rendah, keguguran yang mengancam atau berulang, kelahiran prematur sebelumnya atau riwayat persalinan dini, atau serviks yang lemah. Sebaiknya, perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mulai berolahraga untuk mengetahui beberapa pedoman tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

 

Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi

3 dari 3 halaman

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19